PROVINSI GORONTALO (LIGO) – Masyarakat Gorontalo tidak perlu takut dengan informasi meroketnya harga beras dipasaran. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljadi D. Mario menerangkan bahwa beberapa waktu yang lalu bersama Wakil Gubernur Gorontalo DR. Drs. H. Idris Rahim, MM, yang melakukan kunjungan ke Bulog dan lapak-lapak beras, menujukkan tersedianya stok beras sebanyak 2.750 tons.
“Masyarakat Gorontalo tidak perlu takut, kita punya stok beras yang banyak. Dengan tersedianya stok beras ini tidak ada alasan untuk menaikan harga beras,” terang Kadis Pertanian.
Dirinya menuturkan, kenaikan harga diakibatkan dari fluktuatif pasar yang mengikuti berita nasional. Di Gorontalo, waktu penanaman dan panen yang terus menerus dapat menjamin kesediaanya stok beras ditambah stok beras bulog yang banyak di gudangnya.
“Akhir November sampai Desember 2017 itu puncak panen di Gorontalo, dan saat ini petani sudah mulai menanam lagi, sehingganya beras kita tetap banyak stoknya dan pasti harganya pun tetap stabil,” . tutur Muljadi D. Mario.
Informasi melonjoknya harga dipasar, tidak mempengaruhi harga beras di Pasar Andalas, Kota Utara. Marlen Yusuf, pedagang berasa pasar tradisional menyampaikan sejauh ini harga beras yang dijualnya tetap sama, belum mengalami kenaikan.
Meskipun informasi, melonjaknya harga beras bagi dirinya tidak ada alasan untuk menaikan harga beras. Sebab dirinya mendapat beras dari petani dengan harga 460 ribu rupiah perkarungnya atau 50 Kg.
“Saya mendapatkan harga beras dengan harga 460 ribu perkarung. Dan saya jual dengan harga yang tetap sama, 9 ribu perkilo,” tutur Marlen Yusuf.
Amir, masyarakat Kecamatan Sipatana juga menjelaskan, kenaikan harga tidak dirasakannya sebab menurutnya harga yang saat ini tetap sama, seperti biasanya.
“Harga beras ini bo tetap bagini, tidak ada kenaikan. Bo di Jakarta sana kira yang nae, kalo di Gorontalo tidak,” terang Amir.
Di Gorontalo sendiri memiliki lahan sawah panen 27 Ribu hektar dengan rata-rata Produksi 4,8 ton.
Laporan: Najid Lasale
Editor: Arlan
Komentar