Softbank Mundur, Pemerintah Klaim Masih Banyak Investor Tertarik Investasi di IKN

Jakarta – ligo.id – Ketua Tim Komunikasi Ibu Kota Nusantara (IKN), Sidik Pramono angkat bicara terkait hengkangnya Softbank sebagai investor dari mega proyek pembangunan ibu kota negara baru IKN.

Menyusul keputusan Softbank yang secara mengejutkan mengurungkan niatnya untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Meski demikian, pemerintah mengklaim masih banyak calon potensial investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya dalam proyek ini.

“Pada prinsipnya sumber pembiayaan untuk pembangunan IKN tersebut bisa berasal dari APBN atau sumber keuangan lain yang dimungkinkan dan sah menurut ketentuan perundang-undangan,” kata Sidik.

Namun, katanya pemerintah mengupayakan agar pendanaannya tidak membebani APBN. Terkait mundurnya Softbank sebagai investor, Sidik tidak menjelaskan secara gamblang alasannya. Menurutnya, hal semacam ini lumrah terjadi dalam sebuah perjanjian kerja sama.

“Terkait dengan mundurnya calon investor tadi, tentu namanya juga kerja sama, tentu pembicaraan awal mengenai term and condition mungkin disitu mereka menemukan ada hal yang belum disepakati, belum bisa mereka terima, tentu mereka juga bisa mengambil keputusan yang berbeda,” ungkap Sidik.

“Sama halnya juga ketika nanti pembicaraan teknis tentu sebagai para pihak yang melakukan perjanjian, pemerintah dan juga investor tersebut tentu menginginkan adanya klausul-klausul yang sama-sama disepakati oleh pihak terkait,” tambahnya.

Lebih lanjut Sidik mengklaim, meskipun Softbank mundur, masih banyak calon potensial investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan IKN tersebut.

Sayangnya, Sidik enggan membocorkan jumlah pasti calon potensial investor, termasuk jumlah dana yang ingin mereka tanamkan.

“Soal angka exact tentu tidak bisa dibicarakan sekarang, tapi sebagaimana sikap pemerintah selama ini, pemerintah tidak hanya bergantung pada satu atau dua investor saja. Pembicaraan intensif terus dibicarakan dengan calon investor yang lain juga. Jadi ketika kemudian ada satu pihak yang menyatakan menarik ketertarikannya untuk berinvestasi di program pembangunan IKN, pemerintah tentu tidak akan terlalu terpengaruh dengan kondisi tersebut,” jelasnya.

Ketertarikan baik dari investor dalam dan luar negeri, katanya, terus mengalir. Bahkan wacana kerja sama seperti public private partnership, dalam mekanisme pendanaan pembangunan IKN ini, mungkin saja terjadi.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan mundurnya Softbank akibat adanya kegaduhan politik di tanah air, Sidik juga enggan menjelaskan lebih lanjut. Ia menggarisbawahi bahwa keputusan mundurnya Softbank tersebut merupakan hak sepenuhnya dari perusahaan tersebut.

“Selain hal-hal teknis terkait dengan klausul perjanjian, tentu ada faktor eksternal, dan juga faktor internal, kita tidak bisa mengatakan. Tentu keputusan ini diambil oleh pihak SoftBank, tentu mereka punya pemikiran tersendiri apakah itu karena faktor politik yang itu menjadi faktor eksternal mereka, atau memang ada kondisi internal di dalam SoftBank sendiri yang harus juga mungkin mereka jadikan bahan pertimbangan penting, untuk kemudian menyatakan tidak lagi berniat untuk berinvestasi di pembangunan IKN,” jelasnya. #red/fen

Komentar