Pembunuhan Khashoggi, Pemerintah Indonesia Minta Transparansi Dalam  Proses Penyelidikan

LINTAS INTERNASIONAL (LIGO) – Kematian Wartawan Khashoggi yang masih menjadi misterius juga menarik perhatian pemerintah Indonesia. Dilansir dari VoAIndoenesia.com selasa (23/10) usai Sidang Komisi Bersama antara Indonesia dan Arab Saudi yang berlangsung di Jakarta dimana Kedua delegasi dipimpin oleh menteri luar negerinya masing-masing, dalam jumpa pers bersama di kantornya.

Usai pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui pembunuhan terhadap Khashoggi, kolumnis surat kabar The Washington Post, menjadi perhatian masyarakat internasional. Karenanya Retno mengatakan pemerintah Indonesia sangat prihatin terhadap apa yang menimpa Khashoggi.

“Indonesia meminta kiranya investigasi dapat dilakukan secara transparan dan seksama. Saya menyampaikan kepada Menlu Al-Jubeir bahwa saya mencermati juga pernyataan yang disampaikan oleh Menlu Al-Jubeir dua hari lalu, yang antara lain menekankan, ‘Kami pasti akan mencari semua fakta,'” kata Retno.

Retno juga menambhakan Indonesia sangat mengharapkan penyelidikan dapat dilakukan secara transparan dan seksama.

Sebelumnya pada (19/10) aksi protes pembunuhan Khashoggi dilakukan Wartawan Indonesia, dimana Seorang wartawan Indonesia memegang poster dalam aksi protes mengutuk pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Unjuk rasa digelar di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.

Dalam kesempatan itu pula, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel bin Ahmed Al-Jubeir menjelaskan Raja Salman bin Abdul Aziz telah mengirim satu tim investigasi ke Turki setelah Raja Salman menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dia menambahkan tim investigasi gabungan Saudi-Turki itu sudah mengambil sejumlah bukti atas pembunuhan Khashoggi yang terjadi di kantor Konsulat Arab Saudi di Kota Istanbul, Turki.

Adel mengungkapkan Raja Salman juga telah memerintahkan Kejaksaan Agung Arab Saudi untuk lakukan penyelidikan. Hasilnya, kata Adel sebanyak 18 orang telah ditahan untuk dimintai keterangan lebih lanjut dan 16 pejabat pemerintah sudah dipecat.

Adel menekankan hal tersebut merupakan langkah awal dari penuntasan kasus terbunuhnya Khashoggi. Dia menekankan Raja Salman bersama Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman berkomitmen untuk mengusut tuntas perkara kematian Khashoggi.

“Raja Salman bin Abdul Aziz dan Yang Mulia Pangeran Muhammad bin Salman akan mengawasi investigasi berjalan secara benar dan selesai dan memastikan orang-orang bertanggung jawab akan dihukum. Keduanya akan memastikan prosedur dan mekanisme hukum berjalan supaya kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Adel.

Adel juga meyakinkan bahwa pemerintah Arab Saudi akan terus mengumumkan perkembangan dari investasi kasus kematian Khashoggi melalui kantor Kejaksaan Agung.

Khashoggi tidak muncul lagi setelah memasuki kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Dia mendatangi Konsulat Arab Saudi untuk mengurus dokumen yang diperlukan buat menikah lagi dengan tunangannya, perempuan Turki bernama Hatice Cengiz.

Hasil investigasi kepolisian Turki menyebutkan lelaki 60 tahun tersebut dibunuh di dalam konsulat dengan cara dimutilasi. Namun pemerintah Saudi berkali-kali menegaskan Khashoggi sudah meninggalkan gedung konsulat.

Setelah lebih dari dua pekan membantah, Arab Saudi pada Jumat (19/10) pekan lalu mengakui Khashoggi terbunuh di dalam Konsulat Saudi karena berkelahi dengan orang-orang yang ia temui. Namun, hingga kini Riyadh belum bisa menunjukkan mayat Khashoggi.

Kesimpulan versi Arab Saudi itu membuat banyak negara tidak percaya. Para tokoh, termasuk anggota-anggota Kongres Amerika Serikat, menuntut penyelidikan independen atas pembunuhan Khashoggi.

Laporan: VoAIndonesia.com/fw/as/Elias
Editor: Syahrir

Komentar