‘Siang Melawan Putin’: Oposisi Desak Rusia Penuhi ‘Mimpi Terakhir’ Navalny

Barisan oposisi Rusia berada di titik nadir menyusul kematian kritikus utama Kremlin, Alexey Navalny, dan berlabuhnya para politisi lainnya, baik di pengasingan maupun di hotel prodeo. Namun pada Minggu (17/3), saat Rusia menggelar pemilu, para penentang Presiden Vladimir Putin akan melancarkan protes simbolis yang mereka harap akan mendapat tanggapan.

Dalam aksi yang disebut “Siang Melawan Putin”, para pendukung Navalny meminta warga Rusia yang menentang pemimpin Kremlin veteran tersebut untuk pergi ke tempat pemungutan suara lokal mereka tepat pukul 12.00 waktu setempat, mengantre untuk mendapatkan kertas suara, dan kemudian memberikan suara dengan cara yang menyatakan protes atau mempersulit kehidupan pihak berwenang.

Imbauan tersebut antara lain merusak kertas suara, menulis “Alexey Navalny” di seluruh kertas suara, atau bahkan memberikan suara untuk salah satu dari tiga kandidat yang berdiri melawan Putin, meskipun oposisi menganggap mereka sebagai “boneka” Kremlin dengan harapan mengurangi jumlah suara Putin.

Navalny mendukung rencana tersebut sebelum dia meninggal dalam pesan di media sosial yang difasilitasi oleh pengacaranya. Surat kabar independen Novaya Gazeta menyebut tindakan yang direncanakan itu sebagai “perjanjian politik Navalny”.

Bahkan kritikus paling vokal sekalipun di Kremlin yakin aksi itu tidak dapat mengubah kenyataan bahwa Putin akan dinyatakan sebagai pemenang telak dalam pemilihan presiden pada 15-17 Maret. Pihak berwenang juga menyatakan bahwa tindakan tersebut ilegal.

Dengan kendali atas seluruh kekuasaan, didukung oleh media pemerintah dan kampanye yang dibentuk berdasarkan kemenangan perang di Ukraina dan modernisasi infrastruktur Rusia, Kremlin mengatakan Putin menikmati dukungan publik yang luar biasa. Peringkat dukungan terhadap Putin adalah 86 persen, menurut Levada Center, lembaga jajak pendapat paling terkenal di negara itu.

Namun gagasan protes tersebut, kata mereka yang mendukungnya, adalah untuk meningkatkan semangat kolektif setelah kematian Navalny di penjara Arktik pada bulan lalu. Hal itu juga akan menunjukkan kepada orang-orang Rusia yang menentang Putin bahwa mereka tidak sendirian, dan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa tidak semua orang Rusia mendukung pemimpin mereka.

“Dia (Putin) akan menunjukkan angka 80 atau 90 persen, tetapi akan mungkin untuk menjelaskannya dalam bahasa yang sangat sederhana kepada siapa pun di dunia – lihat foto-fotonya, lihat berapa banyak orang yang berkumpul di tengah hari, terlepas dari semua ancaman dan penindasan, untuk menunjukkan bahwa mereka menentang Putin. Jadi ini adalah tindakan yang sangat penting,” Ivan Zhdanov, kawan Navalny, mengatakan kepada para pendukungnya bulan ini.

Surat Peringatan

Namun, ikut serta dalam aksi tersebut akan membawa beberapa risiko.

Pihak berwenang, yang memandang pendukung Navalny sebagai ekstremis yang didukung Amerika Serikat (AS) yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas Rusia dan mengganggu pemilu. Mereka mulai mengirimkan surat peringatan dan memblokir situs resmi aksi protes tersebut di Rusia.

Kremlin telah memperjelas bahwa mereka menganggap seruan tindakan dari sekutu Navalny yang berbasis di luar Rusia, sebagai tindakan provokatif dan mengatakan polisi akan menindak setiap perilaku ilegal.

Maria Andreeva, yang suaminya berperang di Ukraina dan ikut melakukan protes bersama istri-istri militer lainnya yang menuntut agar suami-suami mereka didemobilisasi, mengirimkan surat peringatan yang diterimanya dari jaksa Moskow yang dikirim pada 13 Maret.

Jaksa mengatakan dia menerima surat itu karena dia mengunggah ulang video di media sosialnya tentang aksi tersebut.

Surat tersebut mengatakan bahwa jaksa memandang tindakannya sebagai tanda bahwa dia bersiap untuk mengambil bagian dalam apa yang disebutnya sebagai acara publik ilegal dan tidak berizin yang “menimbulkan tanda-tanda aktivitas ekstremis.” Andreeva, katanya, bisa menghadapi konsekuensi hukum jika dia tidak hati-hati.

Tanggapan Andreeva di akun Telegramnya menantang: “Saya mempunyai hak untuk hadir kapan pun saya mau dan memilih siapa pun yang saya inginkan.”

Risiko lain bagi pihak oposisi adalah jumlah pemilih yang mengecewakan dan kredibilitasnya menurun. Dengan luasnya daratan Rusia yang tersebar di 11 zona waktu, para pemilih yang melakukan protes akan tersebar dan tidak terkonsentrasi menjadi satu massa.

Beberapa perusahaan BUMN menyarankan karyawannya untuk memilih pada Jumat, bukan pada Minggu. Pihak berwenang di beberapa daerah mengadakan acara hiburan bertepatan dengan protes tengah hari sebagai upaya untuk menjauhkan masyarakat dari protes tersebut.

Mikhail Khodorkovsky, seorang taipan di pengasingan dan kritikus Putin, mengatakan pekan ini bahwa pesan protes tersebut akan dicatat oleh puluhan ribu petugas pemilu yang terlibat dalam penghitungan suara.

Yang lainnya lebih suram. “Tidak ada yang menyangka ini akan menjadi awal revolusi,” kata Vladimir Ashurkov, ajudan Navalny yang berbasis di London, dalam sebuah wawancara.

Andrei Kolesnikov, peneliti senior di Carnegie Russia Eurasia Center, mengatakan Putin akan menerima kekalahan telak.

“Pemungutan suara pada pukul 12 siang tidak dapat menggoyahkan legitimasi Putin oleh mayoritas pasif yang bergantung pada negara secara ekonomi dan politik,” katanya. 

Komentar