Produksi Boeing 737 MAX dihentikan, Maskapai berpotensi Alami Kerugian

LIGO.ID – Boeing Co per Januari 2020 akan resmi menghentikan produksi Pesawat jenis 737 MAX, setelah mendapat larangan terbang pasca kecelakaan pesawat Lion Air dan Ethiopia Airlines. Kedua kecelakaan fatal itu menewaskan seluruh awak dan penumpang pesawat. Boeing 737 MAX merupakan jenis pesawat jet penumpang Single-Aisle (Lorong Tunggal) yang paling penting bagi pembuat Pesawat yang bermarkas di Chicago, Illinois, Amerika Serikat

Diklaim sebagai jenis pesawat paling laris, Boeing 737 MAX telah dilarang terbang sejak Maret lalu setelah dua kecelakaan di Indonesia dan Etiopia. Kedua kecelakan itu menewaskan total 346 orang. Boeing mengalami kesulitan untuk memperoleh persetujuan dari pihak berwenang AS agar larangan terbang pesawat jenis 737 MAX dapat segera dicabut.

Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai keputusan yang diambil oleh Boeing tersebut tepat. Karena jika produksi terus dilakukan, pihak Boeing tidak bisa mengirim kepada maskapai yang sudah terlanjur pesan. Pasalnya, Boeing 737 MAX tidak kunjung mendapat sertifikasi laik terbang. Potensi kerugian yang akan dialami oleh Boeing sudah pasti besar. Karena selain menghentikan produksi, Boeing juga akan mendapatkan denda.

Nasib maskapai yang sudah terlanjur pesan Boeing 737 MAX seperti Lion Air berpotensi alami kerugian. Alvin menambahkan, penghentian produksi tesebut akan menghambat rencana pengembangan bisnis Lion Air dan maskapai-maskapai penerbangan lainnya yang sudah terlanjur memesan.

“Dampaknya adalah rencana pengembangan bisnis mereka pasti terhambat karena pembelian pesawat ini kan untuk memperkuat armadanya, menambah kapasitas, melayani rute baru atau menggantikan pesawat-pesawat lama,” ujar Alvin kepada VOA.

Lanjut Alvin mengatakan, upaya peningkatan efisiensi dengan mengganti pesawat-pesawat lama dengan yang baru juga akan terhambat.

“Pilot-pilot yang sudah disiapkan ini, yang seharusnya mereka bisa terbang, karena pesawatnya tidak deliver, mereka juga kehilangan jam terbang juga,” tambah Alvin.

Agar bisnis Lion Air tidak terlalu berdampak signifikan, kata Alvin, maskapai ini sebaiknya menyewa jenis pesawat lain. Hal itu agar armadanya terus diperkuat dan pelayanan kepada penumpang tidak terganggu, meskipun Lion Air harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk hal itu. Apalagi, menurut Alvin, Lion Air pasti mendapatkan kompensasi dari Boeing.

“Kemudian Lion juga untuk pengembangan bisnisnya kemungkinan bisa menyewa Pesawat lain, sembari menunggu 737 MAX ini atau mengalihkan ke jenis Pesawat lain. Misalnya, ke jenis Pesawat Airbus 320 atau ke Pesawat lain yang sekelas dengan 737 MAX ini,” kata Alvin.

Namun Alvin beranggapan, bila berpindah menggunakan pesawat buatan produsen lainnya, Lion Air harus mengeluarkan biaya Pelatihan Pilot yang cukup mahal. Bila beralih menggunakan Airbus A320, dari Boeing 737 MAX, menurut Alvin, butuh setidaknya setengah tahun untuk melatih Pilot mengoperasikan Pesawat Airbus. (gi/ft/voa/pb)

Komentar