Penempatan Lapak Pasar Senggol Dikeluhkan, Ini Penjelasan CBD

LINTAS RAMADHAN (LIGO) – Festival Pasar Ramadhan yang lebih dikenal dengan pasar senggol di Kota Gorontalo adalah salah satu hal yang paling dinantikan masyarakat setiap bulan Ramadhan. Bukan hanya masyarakat Kota Gorontalo, tetapi juga masyarakat dari daerah lain di Provinsi Gorontalo banyak mengunjungi pasar senggol tersebut.

Namun barusan ini tersiar kabar bahwa para pedagang yang biasanya menempati lapak-lapak pasar senggol mengeluhkan aturan dari Pemerintah Kota. Dimana pedagang diharuskan untuk membayar terlebih dahulu sebelum menempati lapak pasar senggol.

Menanggapi hal itu, Plt Walikota Gorontalo, dr. Charles Budi Doku akhirnya angkat bicara. Ditemui Lintasgorontalo.com usai buka puasa bersama kaum dhuafa di Rumah Dinas Walikota Gorontalo, beberapa waktu kemarin menuturkan, uang yang harus dibayarkan sebelum menempati lapak Festival Pasar Ramadhan (Pasar Senggol) tersebut akan digunakan Pengelola Pasar agar peleksanaannya terselenggara dengan baik.

“Pasar senggol tahun ini namanya kita ganti menjadi Festival Pasar Ramadhan. Dan karena para pedagang di Kota Gorontalo banyak, akhirnya kita ambil solusi untuk menggunakan Jln. Nani Wartabone juga sebagi lokasi. Sesuai Peraturan Daerah itu, Pemda hanya boleh menarik, tarif motor 1000 Rupiah, mobil 2000 Rupiah. Yang lainnya itu tidak boleh kita tarik. Tapi keamanan dan kebersihan itu harus dibayarkan kepada pengelolanya,” tutur Charles Budi Doku.

Ditambahkan Budi, biaya yang harus dibayarkan oleh pedagang tersebut akan digunakan oleh Pengelola Pasar Senggol untuk membayar listrik, pengadaan tenda lapak, kebersihan dan lain sebagainya.

CBD menjelaskan bahwa langkah ini diambil berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi. Usai pasar senggol berakhir, biasanya para pedagang tidak lagi membayarkan lapak yang telah ditempati. Sehingga dari itu, Pemerintah Kota Gorontalo mengambil kebijakan, sebelum menempati lapak harus membayar terlebih dahulu.

“Berdasarkan pengalaman, biasanya sehabis pelaksanaan pasar senggol tahun-tahun sebelumnya itu ada pedagang yang tidak membayar. Sehingganya pengelola memintakan kepada Pemerintah Daerah untuk membayarkanya. Uang yang dibayarkan itu bukan untuk kami, tapi untuk pengelolaan pasarnya, salah satunya untuk biaya kebersihan pasar,” tuturnya lagi.

Bahkan Charles Budi Doku berencana untuk meminta uang jaminan kebersihan kepada para pedagang.

“Saya berencana untuk menarik uang 1 atau 2 juta dari pedagang sebagai jaminan kebersihan. Tapi uang itu akan dikembalikan kepada pedagang kalau usai pasar senggol mereka meninggalkan lapak dengan bersih. Kami juga akan melibatkan saber pungli. Dan untuk pengamanannya kami akan libatkan TNI dan Polri,”  jelas Charles Budi Doku.

Pembukaan Festival Pasar Ramadhan atau pasar senggol Kota Gorontalo akan dimulai Kamis (07/06/2018). Charles Budi Doku memperkirakan pada tahun ini akan makin ramai dan banyak pembeli dari luar daerah Kota Gorontalo. Dirinya berharap, selama pelaksanaan Festival Pasar Ramadhan, Masyarakat menjaga ketertiban dan keamanan.

Laporan : Najid Lasale
Editor : Arlan

Komentar