Nakes di Papua, Kerja di Pelosok dan Dianiaya

Papua – ligo.id – Seorang mantri yang selamat dari serangan kelompok bersenjata pada Senin (13/9/2021) di Puskesmas Kiwirok di distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, menceritakan kebiadaban kelompok itu terhadap para tenaga kesehatan.

“Mereka (kelompok bersenjata) mengumpulkan ketiga suster yang sudah melompat ke jurang, tetapi tersangkut di antara semak-semak. Mereka membabibuta.” ujar Marselinus Ola Attanila dalam petikan pernyataan setelah dievakuasi aparat keamanan ke Jayapura, Jumat (17/9/2021).

“Mereka menelanjanginya dengan parang tajam dan dianiaya secara tidak manusiawi. Kejadian ini semakin brutal karena jumlah mereka semakin banyak,” sambungnya.

Sebelumnya, Senin (13/9/2021) tiga nakes di distrik Kiwirok hilang pasca serangan kelompok bersenjata terhadap pemukiman warga dan fasilitas umum, termasuk puskesmas.

Marselinus merinci bagaimana Ia sempat bertahan di dalam Puskesmas sebelum akhirnya memutuskan melompat ke jurang untuk menyelamatkan diri.

Namun tiga perawat yang ikut melompat bersamanya ditemukan kelompok bersenjata itu, yang kemudian menganiaya dan membuang ketiganya ke jurang.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

Gabriella Meilani, 22 tahun, ditemukan dalam keadaan meninggal. Satu orang selamat, sementara satu lainnya hingga kini belum ditemukan.

Sembilan tenaga kesehatan dan satu personel TNI yang dievakuasi ke Jayapura dirawat di RS TK II Marthen Indey Jayapura.

Kepala Rumah SakitTK II Marthen Indey, Kolonel Ckm dr. I Ketut Djulijasa SpB, menerangkan lima nakes yang mengalami luka ringan telah diizinkan pulang setelah menjalani perawatan.

“Sedangkan empat nakes lainnya dan satu anggota TNI masih dilakukan perawatan. Selain memberi pengobatan fisik, pihak rumah sakit juga memberi terapi psikologis kepada para korban yang mengalami trauma psikologis,” ujarnya.

Ditambahkannya, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono MA telah memerintahkan penanganan dan perawatan yang terbaik bagi mereka.

Tenaga Kesehatan adalah Pekerja Kemanusiaan

Penasehat Senior Bagi Dirjen WHO Urusan Gender dan Pemuda, Diah Satyani Saminarsih, merasa sangat sedih mendengar laporan aksi kekerasan yang “tidak berperikemanusiaan” terhadap petugas kesehatan di Papua.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

“Kita sangat kekurangan nakes yang mau kerja di daerah terpencil. Padahal publik di sana sangat membutuhkan dan Indonesia membutuhkan nakes yang mau bekerja di mana pun di Indonesia, bukan hanya di kota-kota besar.” ujar Diah.

”Agar para nakes muda terus mau mengabdi tanpa ragu di daerah terpencil, jaminan keamanan dan keselamatan untuk mereka harus tersedia.” tambahnya.

IDI Minta Jaminan Keamanan Bagi Nakes

Kecaman jugan datang dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia IDI Wilayah Papua dr. Donald Aronggear SpBK dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/9/2021).

“IDI meminta pemerintah daerah Provinsi Papua beserta TNI-Polri untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah tersebut.” kata Donald.

IDI juga meminta Pemerintah Provinsi Papua untuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kotamadya/Kabupaten, para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga keamanan para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

Donald menggarisbawahi dampak berkurangnya tenaga kesehatan medis di wilayah mana pun di Papua, terutama di wilayah pedalaman, terhadap masyarakat yang sangat membutuhkan perawatan kesehatan, terutama di tengah situasi pandemi saat ini.

Pernyataan itu ditegaskan Ketua Umum PB IDI Daeng M. Faqih dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan pada Jumat (17/9/2021) malam.

Sehari sebelumnya IDI Papua bersama 250 tenaga kesehatan menggelar aksi berjalan kaki damai mengelilingi jalan protokol di Oksibil, Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang, sebagai ungkapan rasa duka cita dan sekaligus penghormatan bagi Gabriella Meilani. Ia adalah perawat yang dibunuh kelompok bersenjata. Pita hitam disematkan di lengan baju mereka. #red/efd

Komentar