ASEAN-Tiongkok Harus Bekerjasama Untuk Ciptakan Ketahanan Pangan

Kamboja – ligo.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan menciptakan ketahanan pangan menjadi tugas utama bagi ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada saat krisis menghujam perekonomian negara-negara di dunia.

ASEAN-Tiongkok sebagai mitra komprehensif wajib memastikan bahwa krisis global yang sedang terjadi saat ini tidak akan menjalar ke Asia Tenggara.

“Hal pertama yang harus kita tangani adalah ketahanan pangan. Dengan lebih dari 2 miliar penduduk, menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan merupakan tugas berat bagi ASEAN dan RRT. Ketahanan pangan kawasan harus menjadi prioritas utama” kata Presiden Jokowi saat berpidato pada KTT ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ke-25, di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat (11/11/2022) KTT yang dihadiri para pemimpin ASEAN dan Perdana Menteri (Premier) RRT Li Keqiang, Presiden Jokowi menyatakan bahwa kawasan masih rentan terhadap supply shocksproduk pangan.

ASEAN telah mengeluarkan dana US$ 61 miliar untuk impor pangan, dan merupakan salah satu konsumen terbesar gandum dan kedelai dunia.

“Saya melihat RRT memiliki kapasitas besar perkuat strategi ketahanan pangan. Kita harus bekerja amankan rantai pasok dan stabilisasi harga pangan. Saya berharap ASEAN–RRT dapat berkolaborasi dalam memastikan buffer cadangan pangan dan mekanisme daurat pangan kawasan, mengembangkan produksi pangan di kawasan, dan investasi pada inovasi pertanian” ujar Presiden Jokowi.

Hal kedua, lanjut Presiden Jokowi, adalah stabilisasi finansial kawasan. Presiden menambahkan, ancaman resesi merupakan tantangan besar bersama dan di tengah situasi sulit seperti saat ini justru kerja sama harus semakin erat.

“Koordinasi kebijakan menjadi penting, melalui sinergi kebijakan kita dapat memastikan langkah yang paling efektif cegah resesi serta memperoleh early warning dan dukungan likuiditas” kata Presiden.

Presiden Jokowi juga mendorong perdamaian dan stabilitas kawasan harus dijaga dan konflik tidak boleh terjadi. Sebagai negara besar di kawasan, RRT bertanggung jawab untuk ciptakan situasi kondusif.

Hal itu dinilai Presiden Jokowi hanya bisa dicapai dengan membangun strategic trust dan penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.

“Kedua hal ini harus menjadi pegangan kita, dalam mengelola rivalitas di kawasan dan menyelesaikan isu Laut Tiongkok Selatan. Jika ini dapat kita bangun, maka kita dapat mewujudkan kawasan Indo-Pasifik sebagai epicentrum of growth” kata Presiden Jokowi.

Hadir mendampingi Presiden Jokowi pada KTT ASEAN –RRT ke-25, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. #

Komentar