24 Teroris MIT Ditangkap, Program Deradikalisasi Dinilai Tidak Efektif

Jakarta – ligo.id – Densus 88 Anti Teror kembali menangkap 24 orang tersangka yang terlibat dalam jaringan teroris kelompok MIT di Poso pekan lalu menjadi bukti sel teroris di Indonesia masih terus tumbuh.

Direktur “Celebes Institute”, Adriani Badra mengatakan penangkapan terhadap sejumlah orang di Poso yang diduga menyuplai logistik dan berencana bergabung dengan MIT menunjukkan program deradikalisasi yang beriringan dengan sejumlah operasi keamanan di Poso tidak efektif.

“Program intervensi Densus dan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) yang berkaitan dengan program deradikalisasi ini juga mesti dilihat program ini bukan tidak efektif tapi gagal,” kata Adriani.

Menurut Adriani, program deradikalisasi yang dilakukan selama ini lebih berorientasi kepada mantan narapidana terorisme (napiter) namun tidak menyentuh mereka yang merupakan keluarga, teman dari napiter itu yang pernah terpapar paham radikalisme MIT.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

“Tugas yang berat yang perlu dipikirkan dan perlu energi besar dan bukan cuma dilakukan oleh aparat keamanan, Densus dan BNPT tetapi juga oleh pemerintah adalah mereka yang juga ada di bawah, yang pernah terpapar, yang potensi terpapar,” kata Adriani.

Adriani Badra menekankan untuk mencegah pengaruh MIT sangat diperlukan program-program pemerintah dari tingkat pusat hingga desa yang dapat menjawab permasalahan ekonomi sosial melalui penyediaan lapangan kerja.

Program-program itu, katanya, memberi akses ke pendidikan dan kesehatan yang terjangkau dan tanpa diskriminasi bagi keluarga mantan napiter. #cak/rd

Komentar