Setelah Lakukan Khuruj Fi Sabilillah Ke 3 Negara, 5 Jamaah Tabligh Nijamudin Asal Tolinggula Jalani Karantina

Kabid P2P : Hasil Rapidtes mereka Reaktif.

LIGO.ID. Sebanyak 160 orang Jamaah Tabligh Nijamudin dari seluruh Indonesia pada 11 Desember 2019 melakukan khuruj fi sabilillah ke India,Pakistan dan Bangladesh. Khuruj fi sabilillah adalah meluangkan waktu dijalan Allah SWT dengan menggunakan harta dan diri sendiri, bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk menjalin silaturahim dalam rangka dakwah dan tabligh, dari mesjid ke mesjid di 3 negara tersebut. Khuruj fi sabilillah bagi Jamaah Tabligh Nijamudin (Jamaah Tabligh yang berhaluan atas kepemimpinan Maulana Sa’ad) adalah salah satu kewajiban yang dilakukan sebagaimana hal ini merupakan salah satu 6 sifat Nabi Muhammad SAW dalam mengemban dakwah wa tabligh. Khuruj ini dilakukan dalam tempo 4 (empat) bulan.

Dari 160 peserta khuruj yang berasal dari Indonesia tersebut, 7 diantaranya berasal dari Propinsi Gorontalo. Dari 7 peserta khuruj Gorontalo ini, 5 orang berasal dari Markas JT Nijamudin Gorontalo Utara, Khalaqah Tolinggula.

Sumarlin Botutihe, Amir Khuruj JT Nijamudin asal Khalaqah Tolinggula (Foto : Sumarlin)

Salah seorang peserta Khuruj asal Tolinggula, Sumarlin Botutihe, yang juga Amir Khuruj (Pimpinan) kepada awak ligo.id mengatakan bahwa pada umumnya selama 4 bulan mereka melakukan khuruj di India,Pakistan dan Bangladesh, berlangsung  dengan aman dan tertib.

Proses Pemeriksaan Kesehatan bagi Para Jamaah Tabligh Nijamudin asal Indonesia di Bangladesh, 9 Mei 2020. (Foto : Sumarlin)

Alhamdulillah, atas izinNya selama khuruj kami tidak mendapatkan kendala apapun. Hanya saja setelah di Bangladesh, ketika kami harus kembali ke tanah air, barulah kami mendapatkan kendala yang cukup berat sehubungan dengan mewabahnya Covid 19 di Indonesia. Proses pemulangan kami dari Bangladesh cukup dramatis, kami harus melalui beberapa tahap pemeriksaan kesehatan  selama di Bangladesh. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dicantumkan dalam dokumen perjalanan kami, pesawat dari Bangladesh ke Indonesia (Jakarta,red) pun harus kami charter. Sampai di Jakarta kami dijemput oleh petugas dari Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Jakarta Timur, yakni Bapak Dandim Jakarta Timur. Selama 2 hari kami mengikuti pemeriksaan kesehatan, rapidtes kami dinyatakan Negatif. Hasil pemeriksaan tersebut kembali dimasukkan dalam dokumen perjalanan kami. Akhirnya dengan pengawalan yang ketat kami diantar ke bandara Soekarno Hatta untuk kembali ke Gorontalo. Namun karena pesawat route Jakarta Gorontalo tidak ada, kami terpaksa beli tiket Jakarta Manado. Dari Manado kami menggunakan mobil menuju Gorontalo, dan tiba dengan selamat di perbatasan Gorontalo Sulut (Atinggola),Sabtu,(16/05) sekitar pukul 20.00 WITA, kata Sumarlin menguraikan kronologis perjalanan mereka dari Dakka, Bangladesh hingga Atinggola,Gorontalo Utara

Sampai di perbatasan kamipun harus mengikuti proses pemeriksaan kesehatan dengan sangat ketat, dan kamipun menerima hal tersebut demi untuk kepentingan bersama. Kami tahu di daerah ini sedang diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hingga akhirnya menurut petugas kesehatan di posko Atinggola, hasil Rapidtes kami reaktif dan kami harus mengikuti proses karantina di Rumah Sakit ZUS, imbuh Sumarlin yang sempat “tegang” dengan petugas GTPP Kabupaten Gorut di halaman RS ZUS tersebut.

Secara terpisah, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara,Youke Lumatau, ketika di konfirmasi tentang hasil Rapid tes ke 5 Anggota Jamaah Tabligh asal Khalaqah Tolinggula tersebut membenarkan bahwa hasil Rapid ke 5 nya adalah Reaktif.

Hal Rapidtes mereka semuanya Reaktif, dan kini mereka sementara menjalani masa karantina untuk 14 hari kedepan di Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki, Gorontalo Utara, kata Dede sapaan akrab Kabid P2P ini.

Hasil Rapidtes Aggota JT Nijamudin yang baru kembali dari Bangladesh (Foto :Dede)

Sementara itu melalui saluran telepon, Sekretaris Daerah yang juga Sekretaris GTPP Gorontalo Utara, Ridwan Yasin menghimbau agar anggota Jamaah Tablig Nijamudin ini dapat menjalani masa karantina dengan baik dan mengikuti semua protokol kesehatan selama di karantina.

Saya harap selama masa karantina, saudara-saudara anggota Jamaah Tabligh Nijamudin ini dapat menjalaninya dengan baik. Taati protokol kesehatan selama dalam proses karantina agar nantinya kembali ke lingkungan keluarga dalam keadaan sehat wal afiat. (AT)

 

 

 

Komentar