Ryamizard Ryacudu Imbau Mahasiswa Tak Ikut Gerakan Anti Pancasila

LINTAS SOLO (LIGO) – Rilis Badan Intelijen Negara (BIN) pekan lalu mengungkapkan bahwa antara 900 hingga 1.000 orang terpapar Paham Radikalisme, termasuk didalamnya Anak Muda usia 17-24 Tahun rentan terpapar Paham Radikal dan Teroris, karena masih dalam fase mencari jati diri yang mudah terpengaruh.

Atas rilis BIN itu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu angkat bicara, dan mengingatkan Mahasiswa untuk tidak mengikuti paham-paham yang ingin mengganti Pancasila. Menurutnya Indonesia didirikan bukan sebagai Negara Khilafah maupun negara berdasarkan Syariah, tapi sebagai Negara Kesatuan untuk menjadi wadah keberagaman.

“Ini bukan sekedar Kuliah Umum. Ini penekanan kepada Mereka para Mahasiswa agar tidak terpengaruh paham yang ingin mengganti Pancasila. Mereka tidak akan kenal menaikkan Bendera. Hormat bendera itu kafir,” kata Ryamizard saat menjadi narasumber Materi Bela Negara dalam Pembukaan Masa Orientasi Mahasiswa Baru di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo.

“Perjuangan Kemerdekaan Bangsa ini diraih dengan Darah dan Nyawa para Pahlawan dari beragam Suku dan Agama. Tidak ada lagi khilafah atau NKRI bersyariah. Konsep Syariah sudah jelas ada di Sila Pertama Pancasila tentang Ketuhanan,” sambungnya dihadapan lebih dari 8 Ribu Mahasiswa baru yang mengikuti acara itu di halaman gedung rektorat UNS Solo

Ryamizard khawatir dengan makin tingginya penyebaran mengenai paham Radikalisme, anti Pancasila, anti NKRI yang sudah masuk ke Sekolah-Sekolah, Media Sosial, dan Perguruan Tinggi. Menurutnya, Mahasiswa harus menjadi benteng NKRI karena 20-30 Tahun lagi, karena mereka (mahasiswa) akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa mendatang.

Sementara itu, Rektor UNS Solo Prof. Jamal Wiwoho mengatakan Kampus UNS sudah melibatkan berbagai Lembaga Negara untuk mencegah penyebaran paham Radikalisme di Perguruan Tinggi yang diklaim sebagai kampus benteng Pancasila.

“Dalam kegiatan Mahasiswa Baru ini (PPKMB UNS), ada berbagai materi tentang Kebangsaan, Pancasila, dan Bela Negara. Kita gandeng BPIP, BNPT, Kemenhan untuk kegiatan Mahasiswa Baru,” ujar Profesor Jamal. (A01/voa/ys/fw).

Editor: Syahrir

Komentar