Hadiri Halal Bihalal Laduna Ilma, Nelson Sampaikan Gorontalo Harus Hati-Hati. Kenapa..?

LINTAS KOMUNITAS (LIGO) – Bupati Kabupaten Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo saat menghadiri acara Halal Bihalal Nasional Jamaah Laduna Ilma Indonesia, di Desa Timuato, Kecamatan Telaga biru menyampaikan, Gorontalo yang dijuluki dengan Daerah Serambi Madinah, harus berhati-hati.

“Kita di Gorontalo, sudah lama mencanangkan sebagai Daerah Serambi Madinah. Serambi Madinah ini harus hati-hati, dalam artian kalau tidak sesuai dengan Serambi Madinah akan sama seperti Aceh, kena Musibah dan sebagainya,” kata Prof Nelson.

Oleh karenanya Prof Nelson berharap agar Markas-Markas Besar Keagamaan, seperti Jamaah Laduna Ilma Indonesia di Gorontalo harus tetap dijaga dan terus dikembangkan.

Saat hadiri Halal Bihalal Nasional Jamaah Laduna Ilma, Bupati Nelson mengaku merasakan kebahagiaan saat berada ditengah-tengah Jamaah yang hadir. Bahkan dirinya berpesan agar Ajaran ini dapat dikembangkan, agar mendunia.

“Saya kira Ajaran baik seperti ini perlu dikembangkan bukan hanya di Gorontalo, perlu hingga ke seluruh dunia, karena hanya dengan Ajaran-Ajaran kebaikan seperti ini dunia akan damai, terjaga tidak hanya manusianya tetapi juga jagat raya,” pungkas Bupati dari Partai PPP ini.

Peserta Halal Bihalal Nasional Jamaah Laduna Ilma Indonesia.

Sementara itu, salah satu Dewan Penasihat Jamaah Laduna Ilma, Imam Ibrahim menyampaikan, Halal Bihalal yang dilaksanakan merupakan amanah dari Guru Besar Imam Awal, dimana agar para jamaah melaksanakan Haul setiap tahunnya, untuk mempererat tali persaudaraan sesama Jamaah yang tersebar di seluruh Indonesia dan juga menjadi wahana Silaturahim dengan masyarakat.

Jamaah Laduna Ilma sendiri didirikan oleh Imam Awal Samsudin Syahri di Manado pada tahun 1981. Beralih menjadi Yayasan Laduna Ilma Indonesia pada tahun 2000 setelah Legalitas secara hukum. Jamaah ini juga tersebar di seluruh Kota-Kota Besar di Indonesia seperti Depok, Surabaya, Ternate, Jayapura, Sorong, Kota Solo, Kendari, Kotamobagu dan Gorontalo.

Laporan: Najid Lasale.
Editor: Arlan

Komentar