Dua Orang Teroris Ancam Bandara Djalaluddin Gorontalo

LINTAS PERISTIWA (LIGO) – Seorang Karyawan Gerai Bakery Di Bandara Djalaluddin Gorontalo disandera seorang Teroris selama beberapa jam. Korban yang disandera Teroris itu terlihat tidak berdaya dan sangat ketakutan, betapa tidak, kejadian ini tidak pernah terjadi di Bandara Djalaluddin Gorontalo.

Suasana Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo yang penuh hiruk pikuk aktivitas Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Pesawat, seketika menjadi tegang karena ancaman kemanan Bandara dilakukan oleh Teroris menembakkan Senjatanya ke berbagai arah.

Teroris itu meminta rekannya yang sebelumnya di tangkap Tim Densus Anti Teror Brimob Polda Gorontalo segera dilepaskan. Permintaannya pun dituruti Tim Densus dengan syarat Karyawan Gerai Bakery yang disandera akan dibarter dengan rekannya yang ditahan Densus Anti Teror.

Setelah proses pertukaran yang diminta Teroris yang berlangsung dramatis itu ternyata belum berakhir, Teroris kembali menyandera Karyawan Gerai Bakery tadi. Kedua pelaku meminta untuk disediakan Mobil untuk kabur dari Bandara Djalaluddin, demi menjamin Keselamatan Korban sandera, sebuah mobil pun diberikan pada kedua Teroris yang masih menahan Sandera.

Tim Densus Anti Teror yang mulai melakukan tindakan dengan menembak Teroris tepat dibagian tangannya, Teroris itupun terjatuh dan Karyawan Gerai Bakery pun berhasil diselamatkan. Akibat luka tembak ditangan, Pelaku Teror melarikan diri dengan menggunakan Mobil jenis mini bus yang diminta sebagai jaminan untuk tidak melukai Sandera.

Kejar-kejaran antar Pelaku Teror dengan Tim Densus Anti Teror yang sudah siaga dengan Mobil jenis “truck double-cabin” dan “barracuda” pun tak terhindarkan. Kini ketegangan yang terjadi di bagian lobby Bandara beralih ke halaman Parkir Bandara. Mobil yang dikendarai Teroris terperangkap di tengah Parkiran. Dari depan kendaraan taktis Barracuda millik Densus Anti Teror sudah mengepung Kedua Teroris.

Aksi baku tembak antar Pelaku Teror dengan Tim Densus seketika terjadi di halaman Parkir Bandara. Salah satu pelaku Teror yang lebih dulu mengeluarkan tembakan ke arah Tim Densus Brimob akhirnya tewas. Sedangkan pelaku yang satunya menyerahkan diri karena sudah terkepung. Drama penyelamatan Sandera Teror oleh Tim Densus Anti Teror pun berakhir, dengan tertangkapnya Pelaku Teror dan Sandera yang diselamatkan dari ancaman Pelaku.

Peristiwa penyanderaan ini merupakan Simulasi Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat dan Keamanan Bandar Udara oleh Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Djalaluddin Gorontalo tingkatkan Fungsi Komunikasi, Koordinasi dan Komando. Selasa (4/12) halaman Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo. Simulasi ini juga untuk mewujudkan Unit Pelayanan Bandar Udara kompetitif di Asia sebagai langkah nyata dalam melayani Pengguna Jasa Bandar Udara.

Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo Kolonel Power Sihaloho mengatakan Simulasi ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, menguji dan memantapkan Sistem Pengamanan serta Penanggulangan Keadaan Darurat di Bandar Udara Djalaluddin.

“Pelaksanaan Latihan kali ini sangat luar biasa karena baru Pertama Kali di buat dengan adegan simulasi saat Kejahatan yang terjadi di dalam Bandara terkait itu Ancaman Teroris maupun Kejahatan yang mengancam tidak hanya keselamatan penumpang namun Petugas Bandara yang sedang melakukan pekerjaan,” ujar Power.

Dalam simulasi yang bekerja sama dengan Basarnas, TNI/POLRI, Airnaff, Pemadam Kebakaran Kab Gorontalo, serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi ini di peragakan situasi saat Bandara Djalaluddin mendapat ancaman teror Bom.

“Dalam Pelatihan ini kami melakukan 2 Adegan, yang Pertama Simulasi saat terjadi Ancaman Teroris di Bandara dengan status Merah dengan melibatkan TNI/POLRI kemudian Kedua menyiapkan Replika Pesawat yang mengalami Kecelakaan dan dalam melakukan Evakuasi Kecelakaan Pewasat tersebut benar-benar dilakukan seperti Kecelakaan sesungguhnya,” ujar Power lagi.

Dirinya mengharapkan Bandara Djalaluddin bisa menjadi Bandara yang memiliki Pelayanan Maksimal dalam menanggulangi Keadaan Darurat.

Laporan: Agung Julianto
Editor: Syahrir

Komentar