Begini Kronologi Kecelakaan Bus di Sumedang Versi Korlantas Polri

Sumedang – ligo.id –  Kecelakaan maut bus Sri Padma Kencana yang terperosok ke jurang di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu malam (10/3/2021) sementara dianalisa pihak kepolisian.

Menurut Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri, Brigjen Polisi Kushariyanto, kronologi kecelakaan bus yang menewaskan 29 orang penumpangnya itu diduga hilang kendali hingga terbanting dan terperosok ke jurang sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (10/3).

Sejauh ini, menurutnya hal itu masih dugaan sementara karena pihaknya masih terus melakukan penyelidikan di lokasi dengan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Selain itu, Kushariyanto juga menduga salah satu faktor bus itu hilang kendali adalah karena kelebihan muatan penumpang.

Baca juga :  Pemerintah Kabupaten Asahan Gelar Musrenbang RPJPD Tahun 2025 - 2045

Belum lagi, kontur jalan yang menurun panjang serta menikung itu diduga membuat bus bergoyang sebelum akhirnya mengalami kecelakaan.

“Akhirnya sopir ini banting stir ke kiri, dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan) ini, jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik,” jelas Kushariyanto di lokasi kecelakaan, Kamis (11/3).

Polisi pun memastikan, jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Garut dan Sumedang melalui kawasan Wado dengan lebar sekitar enam meter itu memang tidak seharusnya digunakan oleh kendaraan sejenis bus besar.

Baca juga :  President “Jokowi” Kicks Off  Working Visit to Goro talo 

Kushariyanto menduga sopir bus tidak mengenali kontur dan kesempitan jalur akan dilaluinya itu.

Sopir itu, kata Kushariyanto, diduga menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui untuk menuju Kabupaten Subang.

Berdasarkan data yang diterima Polisi, jumlah penumpang memang tidak sebanding dengan jumlah tempat duduk.

“Karena kondisi penumpang itu 66 orang yang notabene di situ harusnya cuma 62 atau 63 tempat duduk,” lanjutnya.

Disisi lain, Kadis Perhubungan Jawa Barat, Hery Antasari menjelaskan, bus yang ditumpangi para pelajar dan orang tuanya itu hendak kembali menuju Kabupaten Subang setelah berziarah ke kawasan Tasik dan berwisata ke Pangandaran.

Baca juga :  Bai'at dan Pelantikan Dewan Hakim MTQ ke 55 Kabupaten Asahan

Menurut Hery, isi penumpang bus itu terdiri dari 70 persen merupakan orang tua pelajar, dan 30 persen merupakan pelajar.

“Kalau kendaraan besar sesungguhnya tidak diperkenankan ke jalur ini,” jelas Hery.

Sementara itu, Kapolda Jawa Barat, Irjen Polisi Ahmad Dofiri mengatakan, seluruh korban kecelakaan bus nahas tersebut telah dievakuasi.

Totalnya, kata Ahmad Dofiri, ada 27 orang yang meninggal dunia, kemudian 39 orang berhasil selamat namun mengalami luka-luka.

“Sampai sekarang kita masih lakukan proses, nanti diserahkan kepada keluarga. Ini (korban) kebanyakan berasal dari Subang,” jelas kapolda Jabar. Kamis (11/3). (#s)

Komentar