Ajukan Banding Kasus Sengketa Dengan UE, Jokowi : Tidak Boleh Ada Pihak yang Selalu Mendikte

Belgia – ligo.id – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan kemitraan negara-negara anggota ASEAN dan Uni Eropa (UE) harus didasarkan pada kesetaraan. Tidak boleh ada pemaksaan dalam menjalin kemitraan antara ASEAN dan UE.

Pernyataan tegas itu disampaikan Presiden Jokowi di depan para pemimpin ASEAN dan UE saat memberikan sambutan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa (EU) di Brussels, Belgia, Rabu (14/12/2022) waktu setempat. Pidato Jokowi disampaikan dalam bahasa Indonesia.

“Jika ingin kita membangun sebuah kemitraan yang lebih baik maka kemitraan harus didasarkan pada kesetaraan dan tidak boleh ada pemaksaan. Tidak boleh lagi ada pihak yang selalu mendikte dan beranggapan bahwa my standard is better than yours” kata Presiden seperti disaksikan secara virtual melalui akun YouTube Sekretariat Presiden dari Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Pidato Presiden Jokowi itu disampaikan saat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memenangkan gugatan Uni Eropa atas kebijakan larangan eskpor nikel oleh Indonesia.

Dalam putusannya, panel WTO menyatakan larangan ekspor nikel dan persyaratan pemrosesan domestik yang mengharuskan semua bijih nikel untuk dimurnikan di Indonesia, dinyatakan tidak sejalan dengan aturan perdagangan global.

Terkait putusan itu, Pemerintah Indonesia resmi mengajukan permohonan banding. Banding pemerintah Indonesia atas kasus sengketa dengan Uni Eropa itu telah disampaikan ke WTO pada Senin (12/12/2022).

Presiden Jokowi mengatakan bahwa selama 45 tahun kemitraan ASEAN dan Uni Eropa telah membuahkan hasil yang baik. Namun, di sisi lain, Kepala Negara juga mengakui bahwa tidak semua kemitraan baik-baik saja sehingga banyak perbedaan yang harus diselesaikan.

Oleh sebab itu, dia meminta negara-negara anggota Uni Eropa untuk dapat bermitra dengan kesetaraan terhadap ASEAN. Apalagi, selama beberapa dekade, kawasan Asia Tenggara telah menjadi economic powerhouse atau kerja sama yang saling menguntungkan karena memanfaatkan keunggulan dan produktivitas masing-masing negara.

“Semua proyeksi mengatakan bahwa Asia Tenggara akan tetap menjadi pusat pertumbuhan. Dengan demikian, kemitraan dengan ASEAN dipastikan akan menguntungkan” kata Presiden.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei dari EU-ASEAN Business Council, sebanyak 63% responden melihat ASEAN sebagai kawasan dengan kesempatan ekonomi terbaik.

Sementara itu, 69% responden mengharapkan pasar ASEAN menjadi lebih penting dari aspek pendapatan global dalam dua tahun ke depan.

Kemudian, 97% responden berharap adanya percepatan perundingan FTA ASEAN-EU dan anggotanya.

“Mari kita bangun kemitraan yang setara dan saling menguntungkan dari pandemi dan krisis multidimensi yang kita hadapi saat ini. Kita petik pelajaran penting bahwa to grow and to prosper together is the only option. Kita tidak hanya harus maju bersama, namun juga harus maju setara. Let us have a better future together” tutup Presiden Jokowi. #

Komentar