MUI Kecam Pembunuhan Massal yang Dilakukan Pasukan Israel di Gaza

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam pembunuhan massal yang dilakukan tentara Israel terhadap warga Palestina yang sedang mengantre bantuan pada Kamis (29/2/24).

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, penembakan yang menewaskan 112 orang itu dilakukan Israel dengan sangat tragis.

“Peristiwa ini terlalu memilukan. Membunuh orang-orang yang sedang membutuhkan pertolongan, bukan orang-orang yang bersenjata. Benar-benar perbuatan di luar batas peri kemanusiaan,” kata Sudarnoto dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (1/3/24).

Ia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia dan internasional untuk terus memperkuat dukungannya kepada warga Palestina agar Israel terus tertekan secara ekonomi, politik, diplomatik, dan bahkan militer.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

“Aliansi masyarakat sipil lintas agama, kelompok, organisasi di setiap negara harus diperkuat dan melakukan aksi-aksi moral dan damai mereka agar pemerintah setempat segera melakukan langkah kongkrit untuk membela Palestina dan dorong sanksi internasional bagi Israel,” tegasnya.

Akibat genosida yang terus dilakukan Israel di Jalur Gaza, Kementerian Kesehatan Gaza bahkan telah mencatat jumlah korban tewas melebihi 30 ribu orang, yang diperparah dengan insiden berdarah baru saat tentara Israel menembakkan senjatanya pada Kamis kemarin yang menyebabkan 112 warga sipil tewas dan lebih dari 700 orang mengalami luka-luka.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

Untuk itu, Sudarnoto mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan salat Ghoib, dan mendoakan warga Palestina yang gugur saat sedang mengantre bantuan.

“Kami menyerukan agar umat Islam melakukan Sholat Ghoib di masjid-masjid di Indonesia dan negara-negara lain untuk saudara-saudara kita yang telah dibunuh secara sadis dan brutal oleh Israel,” katanya.

Ketua MUI bidang luar negeri itu juga menyerukan seruan tersebut kepada umat agama non Islam untuk dapat memanjatkan doa dengan caranya masing-masing.

nya masih belum diketahui, hingga saat ini masih terkubur di bawah reruntuhan, kata Dujarric.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

Komentar