Gagasan Kemandirian Pangan Dan Energi Tommy Soeharto Untuk Rakyat

LINTAS JAKARTA (LIGO) – Persoalan pemenuhan kebutuhan Pangan dan Energi bangsa Indonesia dengan menggerakkan peran serta masyarakat telah dilakukan Partai Berkarya melalui Saung Berkarya yang digagas Tommy Soeharto.

Saat menyambut penerimaan Putra-Putri Transmigran yang mengunjungi Lokasi Saung Berkarya di Hambalang Bogor, Tommy Soeharto mengungkapkan alasan didirikannya Saung Berkarya yang dijadikan Bengkel Kerja (Workshop) sebagai wujud kepedulian Partai Berkarya terhadap persoalan pemenuhan pangan dan energi masyarakat.

“Saung itu terbuka untuk memberikan keahlian dan kecakapan dalam Pertanian, Peternakan dan Biogas untuk masyarakat yang berminat dan membutuhkan.” ungkap Tommy Soeharto.

“Apalagi saat ini Pemerintah pun sudah cukup kewalahan dengan subsidi LPG yang sudah mencapai Rp 24 triliun, subsidi Minyak Tanah yang besarnya Rp 18 Triliun, serta subsidi Pupuk yang mencapai Rp 12 Triliun,” sambung Tommy.

Dalam kesempatan itu, penanggungjawab Saung Berkarya, Dr. Sri Wahyuni menyampaikan, program Kemandirian Pangan dan Energi dari Partai Berkarya yang berintikan Pertanian terpadu itu secara sederhana dan dalam skala kecil masyarakat akan dapat mendorong dan mampu memenuhi kebutuhan Pangan dan Energi mereka sendiri khususnya yang ada di Desa-Desa.

Masalah pemenuhan kebutuhan energi yang kian hari semakin parah dapat dicarikan solusi untuk membantu Pemerintah untuk mencukupi kebutuhan Energi Keluarga melalui Biogas adalah solusi sederhana namun efektif.

“Jadi, kita berpikir sebaiknya setiap Desa itu memiliki dan menonjolkan kekhasan Mereka sendiri. Kita sebagai Warga Masyarakat bisa membantu Pemerintah secara sederhana namun efektif.” ungkap Sri Wahyuni.

Sebagai contoh, kombinasi antara Peternakan, Kotoran Ternaknya itulah yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk membuat Biogas sebagai upaya memenuhi kebutuhan energi. Sri Wahyuni menambahkan, misalnya ada Desa yang kuat dalam Peternakan Ayam, dalam Budi Daya Cabai, Budi Daya Tomat harus didorong.

Siti Hardiyanti Rukmana (mba’ Tutut) (tengah)

“Di Desa-Desa Transmigrasi yang terpencil, dimana minyak tanah dan LPG susah, kemampuan membuat dan memanfaatkan Biogas akan sangat membantu,” ungkap Sri.

“Desa Cabai, misalnya, harus mampu memproduksi sampai semacam Bon Cabe, Desa yang kuat Tomat harus bisa memproduksi Saus Tomat sendiri,” kata Sri menambahkan.

Pilot Project (Proyek Percontohan) dalam pengembangan Biogas oleh Partai Berkarya telah dilakukan di Sentani, Papua. Kawasan Indonesia Timur, NTT, Kalimantan Barat, juga akan menjadi Proyek Percontohan Partai Berkarya selanjutnya, selain di beberapa wilayah di Jawa.

“Kami akan segera mencobakannya di Nagere, di Merauke, di Kerom, lalu Jayapura, dan beberapa tempat lain di Papua,” tutur Sri.

Dalam waktu dekat, Sri Wahyuni yang saat ini adalah Anggota Dewan Pakar Partai Berkarya itu menungkapkan perkembangan positif lainnya, Berkarya tengah pula mencoba pembuatan Biogas dari Rumah Tangga, yakni Limbah Keluarga. Hal itu tengah dicoba di beberapa Pesantren di Jawa Tengah dan Banten.

“Kami juga akan membangun Sarana Pembuatan Biogas dari Limbah Keluarga ini di Pesantren Nurul Iman, Parung, Kabupaten Bogor,” tutup Sri.

Program Kemandirian Pangan dan Energi dari Partai Berkarya ini terungkap saat kunjungan Putra-Putri Transmigran ke Saung Berkarya dalam rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional ke-IV Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) yang digelar 12-14 Maret 2019.

Sementara itu, Sugiarto Sumas mantan Ketua Umum PATRI memberikan penjelasan tentang PATRI yang telah menjadi sarana berhimpunnya Aspirasi dan peran serta Putra-Putri para Transmigran. Sugiarto pun mengatakan, saat ini rata-rata keluarga Anak-Anak Transmigran hidup berkecukupan.

“Kami Anak-Anak Transmigran benar-benar merasakan manfaat Transmigrasi, meski pada awalnya tentu harus melalui proses berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian,” jelas mantan Sugiarto Sumas.

 “Ada yang berkarier di Militer dan mencapai Bintang Dua, ada yang jadi Guru Besar dan bekerja di banyak sektor,” lanjut Sugiarto. 

Salah satu Program Kemandirian Pangan dan Energi dari Partai Berkarya yang berintikan Pertanian Terpadu.

Organisasi Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) mulai terbentuk pada 2004 yang dijadikan sebagai wadah Pemikiran, Pandangan, Pembinaan, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan diharapkan akan menjadi mitra Pemerintah dalam pembangunan Bidang Ketransmigrasian.

Laporan: Jaringan SMSI
Editor: Syahrir Soleman

Komentar