Buruh di Jogja Bakal Aksi May Day Usai Lebaran, Minta Hapus UU Cipta Kerja

Yogyakarta – ligo.id – Aliansi Serikat Pekerja yang tergabung dalam MPBI DIY (Majelis Pekerja Buruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta) pada peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei nanti.

Aliansi Buruh Jogja itu menyoroti kegagalan pemerintah dalam melindungi kaum buruh dan rakyatnya sepanjang dua tahun lebih Pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia.

Padahal, kaum buruh yang sejahtera dan terpenuhinya hak-hak para pekerja menjadi salah satu prasyarat terciptanya Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) agar percepatan pemulihan ekonomi nasional dapat berjalan dengan lancar dan bangsa Indonesia bisa segera bangkit dari keterpurukan di segala sektor akibat pandemi.

“Ribuan buruh di DIY dipastikan mengikuti aksi peringatan May Day yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia usai Lebaran. Khusus wilayah Jogja, menyikapi banyaknya jumlah peserta massa aksi yang ikut bergabung, MPBI DIY berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan antisipasi terhadap potensi munculnya gangguan kamtibmas,” ujar Ketua MPBI DIY, Irsad Ade Irawan, MA. Minggu (24/4/2022).

Irsad Ade Irawan katakana hal itu dalam Dialog Ramadan Pekerja dengan tema ‘Menggagas Program Jaminan Sosial Daerah Bagi Masyarakat DIY’ yang diprakarsai oleh federasi serikat pekerja yang bernaung di bawah payung MPBI DIY.

Baca juga :  Dinas LH Kabupaten Asahan Gelar Halal Bihalal

Dialgo tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan May Day.

Irsad menegaskan, sejumlah isu menjadi tuntutan buruh saat May Day. Isu yang paling utama adalah mendesak agar pemerintah segera mencabut UU (Undang-undang) Cipta Kerja beserta peraturan turunannya.

Sebab, Omnibus Law (satu UU yang mengatur banyak hal) Cipta Kerja, yang isinya menyengsarakan dan tidak mencerminkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, telah diputuskan inkonstitusional bersyarat oleh MK (Mahkamah Konstitusi).

MPBI DIY juga menuntut sistem pengupahan yang layak sebagai hak dasar buruh, adanya jaminan perlindungan atas pekerjaan, ketersediaan bahan kebutuhan pokok dan pendalian harga sembako (sembilan bahan pokok), jaminan kesehatan, jaminan pendidikan untuk anak buruh, penyediaan fasilitas perumahan murah bersubsidi bagi kaum pekerja, dan yang terus-menerus digaungkan adalah penghapusan sistem outsourcing (alih daya).

Baca juga :  Marten Sebut FLS2N Wadah Ciptakan Generasi Muda Berbakat

“Demi menyuarakan aspirasi dan menuntut hak-haknya, ribuan buruh yang berasal dari sejumlah serikat pekerja yang ada di DIY ini akan turun ke jalan menggelar aksi peringatan May Day pada pertengahan bulan Mei 2022 (2 minggu pasca Lebaran),” ungkapnya.

“Selain itu, tuntutan buruh menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah adalah bayarkan THR (Tunjangan Hari Raya) tepat waktu, utuh, dan penuh tanpa dicicil,” imbuh Irsad.

Tidak kalah pentingnya, menurut Irsad adalah perlu segera diterbitkannya Perda (Peraturan Daerah) Ketenagakerjaan DIY demi kesejahteraan para pekerja dan kaum buruh.

“Seluruh elemen yang ada di MPBI DIY mendorong agar pemerintah daerah terus memberi perlindungan rakyat dalam menghadapi pandemi dan lebih serius dalam mengembangkan program bantuan dan jaminan sosial (jaminan pekerjaan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan),” ucapnya.

Dialog itu menghadirkan narasumber, Anggota DPRD DIY Syukron Arif Muttaqin, SE., MAP., Dosen Fisipol UGM Dr. M. Falikul Isbah, dan Kadis Nakertrans DIY Aria Nugrahadi, ST., M.Eng.

Baca juga :  Pemprov Gorontalo Jelaskan Soal Frasa Berita Menyarankan Mengganti PPK/PPS  

Diketahui, MPBI DIY adalah aliansi atau gabungan dari 8 FSP (Federasi Serikat Pekerja) dan SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), diantaranya, Aspek (Asosiasi Serikat Pekerja) Indonesia – Ketua Azis Nur Fitrianto. SPN (Serikat Pekerja Nasional) – Ketua Abu Taukit (Wakil Ketua MPBI DIY). SPM (Serikat Pekerja Mandiri) – Ketua Marganingsih.

Selanjutnya, K (Konfederasi) SPSI ATUC (ASEAN Trade Union Council) – Ketua Irsad Ade Irawan, MA. FSP LEM (Logam Elektronik dan Mesin) SPSI – Ketua Suharto. FSP NIBA (Niaga Bank Jasa dan Asuransi) SPSI – Ketua Patra Jatmika. FSP TSK (Tekstil Sandang dan Kulit) SPSI – Ketua Kirnadi. SBY (Sekolah Buruh Yogyakarta) – Ketua Dinta Yuliant Sukma.

Kedelapan serikat buruh tersebut merupakan perwakilan organisasi buruh di Jogja dengan jumlah anggota mencapai ribuan orang. #yan/rd

Komentar