LINTAS POLITIK (LIGO) – Di usung PDI-P bersaing di Dapil Satu Kecamatan Tilamuta, Botumoito, Mananggu, untuk memperebutkan Kursi DPRD Boalemo, Caleg Muda Wahyu Moridu menunjukan keikut sertaannya bukan hanya meramaikan Pemilu saja. Sebagai Caleg Muda, Wahyu menjadi Caleg yang harus diperhitungkan oleh Caleg lainnya.
Meskipun sebagai Anak Bupati Boalemo Darwis Moridu, Wahyu tidak ingin berlindung dibalik Nama Besar Ayahnya. Sebab bagi Wahyu dia maju untuk memperjuangan hak-hak rakyat dan menjadi Wakil Pemuda yang memiliki semangat dan progres perubahan membangun Daerah.
“Memenangkan kompetisi menuju Kursi Perlemen bukanlah hal yang tidak mungkin bagi kami Kaum Muda, kalau bukan yang muda membawa Aspirasi Anak Muda, terus siapa lagi,”kata Wahyu. Senin (08/04).
Sebagai Caleg Muda, Wahyu memiliki cara berpolitik yang beda, dan tentunya cara yang dilakukan lebih efektif dari cara berpolitik Caleg Dewasa. Wahyu menyadari, dalam berpolitik masalah materi bukan menjadi rahasia Publik lagi, para Celeg DPRD tidak cukup hanya memilik kapasitas, kapabilitas dan kualitas, tetapi harus memiliki isi tas.
Ia memiliki cara tersendiri dalam mengait hati masyarakat, meskipun dengan cara yang murah dan sederhana, Intrik- Intrik Politik Gaya Muda Milenial menjadi Strategi Politik Wahyu dalam bersaing merebut hati rakyat.
“Menjadi petarung di Dapil Satu yang dikenal Dapil Neraka, bukanlah hal yang mudah, Pemudah harus Responsif dan memanfaatkan setiap celah. Tak ingin gunakan cara lama, kerena semua suda di terapkan para Politikus lama,”ujar Wahyu
Lebih lanjut kata Wahyu, Pemuda adalah petarung dalam Dunia Politik, Pemuda memiliki gagasan baru yang kreatif dan konstruktif serta kondisi fisik yang masih memadai.
“Bagi saya berpolitik bukan hanya persoalan siapa yang akan jadi pemenang pada 17 April mendatang, tetapi yang terpenting dalam Politik kita harus mampu memberikan Edukasi Politik kepada masyarakat,”terang Wahyu.
Laporan : Mukrin Laete
Editor : Arlan
Komentar