Jakarta – ligo.id – Guna memperingati Hari AIDS Sedunia 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memfokuskan pada upaya penanganan kasus Immunodeficiency Virus (HIV) yang saat ini paling banyak menyerang kelompok usia produktif.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan kasus HIV pada kelompok produktif, khusus pada kelompok anak tidak hanya karena jarum suntik tetapi karena hubungan seksual. Untuk itu, Kemenkes berupaya melakukan skrining pada ibu hamil dan penguatan informasi kepada kelompok remaja di sekolah.
“Konsentrasi strategi kita (Kemenkes) pada kelompok ini 14-59 tahun melakukan skrining pada ibu hamil, skrining HIV, skrining hepatitis, STD (sexually transmitted disease) dan sipilisnya” kata Maxi pada acara Hari AIDS Sedunia yang bertemakan: ” Satukan Langkah Cegah HIV Semua Setara Akhiri AIDS” di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Maxi menambahkan, adanya skrining sehingga orang terinfeksi atau positif HIV akan diobati. Semisalnya, pada ibu hamil, jika dideteksi lebih dini maka akan minum antiretroviral (ARV). Dengan begitu, kasus tersebut tidak akan menular pada anak-anak. Namun, dengan catatan dia harus minum teratur.
Sementara itu, penguatan kepada kelompok remaja ini melibatkan sekolah. Mulai dari materi pembelajaran terkait kesehatan reproduksi sedini mungkin kepada anak-anak.
Dalam hal ini, kata Maxi, edukasi terkait kesehatan reproduksi pada anak ini, merupakan peran dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam hal ini, Kemendikbudristek melakukan sosialisasi kepada anak sekolah. Kemudian Kemenkes juga melibatkan kelompok agama atau organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi terkait dengan kesehatan reproduksi terhadap remaja di masjid ataupun di gereja.
“Karena awalnya HIV masuk dari situ (kesehatan reproduksi)” ucapnya.
Pada kesempatan sama, Maxi mengimbau para siswa dan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan untuk bersama-sama melakukan sosialisasi menjadi diri terutama tidak melakukan pergaulan bebas terutama seks bebas.
“Tentu ini dimulai dari sendiri yakni komitmen diri sendiri untuk menolak, karena tidak ada cara lain untuk mencegah HIV” pungkasnya. #
Komentar