LIGO.ID – Sebuah studi di China belum lama ini tidak menunjukkan hasil yang jelas, dan studi yang diadakan di New York hanya memberikan sedikit petunjuk yang positif.
Periset di seluruh dunia sedang mempelajari apakah penggunaan plasma darah yang diambil dari pasien virus corona yang sudah sembuh bisa digunakan sebagai obat, atau untuk mencegah penularan penyakit itu.
Melansir voaindonesia -jaringan ligo.id-, ribuan pasien virus corona di banyak rumah sakit telah diberi infus plasma darah seperti itu, termasuk 20 ribu orang di Amerika. tapi tidak banyak bukti yang menunjukkan ada hasilnya.
Tubuh manusia, kalau menemukan kuman baru, akan memproduksi apa yang disebut antibodi, untuk melawan infeksi itu, dan antibodi ini ditemukan dalam plasma darah.
Harapannya adalah plasma darah pasien yang sudah sembuh dapat digunakan untuk membantu pasien virus corona dalam melawan infeksi, sebelum sistem kekebalan mereka sendiri bisa berfungsi.
Studi yang sedang dilakukan Universitas John Hopkins di Amerika, untuk menentukan apakah infus plasma darah segera setelah orang terpapar virus corona bisa mencegah infeksi itu.
Para periset Johns Hopkins telah merekrut pekerja kesehatan dan orang-orang lain yang terpapar virus itu untuk melihat apakah infus plasma darah ada hasilnya.
Menurut dr. Shmuel Shoham, hal itu dilakukan karena vaksin Covid-19 sampai sekarang belum ada. (red)
Komentar