Pohuwato -ligo.id – Masjid terapung ikonik yang berada di lokasi wisata Pohon Cinta, diresmikan secara resmi oleh Bupati Syarif Mbuinga. Masjid yang fasade arsitekturnya menyerupai orang yang sedang sujud ini diberi nama masjid Nurul Bahri.
Pemandangannya langsung menghadap ke Teluk Tomini yang merupakan jantung lautan di Sulawesi. Sesuai namanya, dari kejauhan masjid ini seperti “Cahaya Lautan” di Kabupaten Pohuwato.
Salah satu “Spot Instagramble” milenial ini merupakan persembahan terakhir di ujung tanggung-jawabnya sebagai Bupati Pohuwato. Meski pembangunannya belum sempurna, Syarif cukup puas dengan pembangunan Masjid ini.
“Masjid yang dulu disebut masjid sujud adalah “Iconic Religion” Kabupaten Pohuwato menelan anggaran yang tidak sedikit, olehnya fasilitas bisa digunakan dan dijaga dengan baik,” harap Syarif Mbuinga dalam sambutannya.
Dengan diresmikan Masjid Nurul Bahri ini, Syarif berharap takmirul masjidnya sudah bisa terbentuk dan diharapkan bisa mendapatkan imam dan muadzin bersuara merdu.
“Masjid selain arsitekturnya yang unik, juga akan diisi dengan suara merdu dari para hafidz quran,” tambahnya.
Design Arsitektural awal Masjid ini adalah hasil sayembara Design Kota Marisa beberapa tahun silam.
Seiring perjalanan, Pra Design dan Detail Engineering Design (DED) mengalami banyak sekali perubahan. Ya, fasade dan strukturnya disesuaikan sesuai dengan kondisi geografis dan norma-norma religius Islam.
Masjid yang dulu dijuluki Masjid Sujud ini dalam satu revisi menjadi benar-benar “terapung” dengan menggunakan material cube yang terapung di atas air.
Namun tahun 2020 kemarin, PT Nathan Mitra Konstruksindo berhasil membangun masjid dengan konstruksi Tiang Pancang hanya dengan estimasi sebesar Rp. 2.946.843.542 saja. (#yaz)
Komentar