LIGO.ID – Positif COVID-19 Walikota Bogor Bima Arya, mengharuskan Dinas Kesehatan Kota Bogor menelusuri riwayat kontak (contact tracing) orang-orang yang bertemu Bima dan berpotensi tertular COVID-19. Dalam pernyataan tertulis, Dinkes Bogor membeberkan penelusuran yang telah dilakukan terhadap Bima Arya.
Pada 26 Februari, Bima mengikuti seminar di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Bogor. Dinkes Kota Bogor menyebut Panitia dalam kondisi sehat.
“Panitia dalam keadaan sehat,” ujar rilis tersebut.
Pada 6-7 Maret, Bima pergi ke Sukabumi, Jawa Barat, dalam rangka ‘Road to BHM’. Dinkes menyatakan Wali Kota Sukabumi dan semua Tim Lari di kota tersebut dalam keadaan sehat.
Setelah itu pada 9-15 Maret, baru Bima melakukan perjalanan keluar negeri yaitu ke Turki dan Azerbaijan. Di Turki dia menjadi Pembicara dalam sebuah acara Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki. Rilis Dinkes pun mengkonfirmasi kondisi kesehatan, namun masih akan dipastikan lagi.
“Sebagian menyatakan keadaan sehat, hari ini, Jumat (20/3), akan dipastikan lebih lanjut,” tertulis dalam pernyataan tersebut.
Sementara untuk yang lawatan ke Azerbaijan, sedang dalam penelusuran terbaru.
“Info akan di-update,” tambah pernyataan tersebut.
Plt Kadinkes Bogor dan seorang Camat di Bogor, yang ikut menjemput Bima Arya di Bandara, kini ditetapkan walikotasebagai ODP, karena diduga melakukan kontak langsung dengan Walikota Bogor itu.
Sementara itu, Wakil Walikota Bogor, Dedie Rachim yang diamanatkan untuk memimpin Kota tersebut selama dua pekan ke depan, pasca Walikota Bogor dinyatakan positif Covid-19, mengatakan siap menggelontorkan anggaran Rp1,9 Miliar untuk RSUD Bogor dan Rp 5,9 Miliar untuk Dinkes Bogor. Menyusul penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Bogor sejak Jumat kemarin (20/03).
“Paling tidak, tiga bulan kedepan, RSUD (diberi) 1,9 Miliar untuk berbagai kebutuhan, Pengadaan Peralatan, Sarana-Prasarana, Langkah-Langkah Operasional,” kata Dedie dalam Konferensi Pers yang disiarkan lewat Youtube.
“Dinkes minta alokasi 5,9 Miliar. Yang tadi memang direncanakan Pengadaan Peralatan juga. Jadi APBD kita memang sangat terbatas,” tambah Dedie Rachim.
Dedie menyebut, Pimpinan DPRD Kota Bogor siap mendukung Penganggaran yang dilakukan untuk mencegah Penyebaran COVID-19. Pemda Kota Bogor juga sementara menunggu pengajuan anggaran BPBD Kota Bogor untuk pembelian Disinfektan.
“Untuk penyemprotan Disinfektan di beberapa sarana umum, seperti Sekolah-Sekolah, Terminal, Stasiun, Rumah Sakit, Puskesmas, di Taman, di Jalan, di manapun tempat yang kita curigai jadi pusat tersebarnya Virus ini,” jelas Dedie lagi. (voa/rt/em/ss)
Komentar