Aksi Lone Wolf Perempuan Membawa Senjata Api di Istana Presiden

Jakarta – ligo.id – Kepolisian pada Selasa (25/10) menahan seorang perempuan yang berdiri di depan gerbang Istana Kepresiden di Jakarta dengan membawa senjata api yang tidak berpeluru, kata komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Perempuan bernama Siti Elina (24) itu menodongkan senjata api ke arah anggota Paspampres yang menghampiri karena curiga terhadap gerak-geriknya di dekat pos keamanan istana tak jauh dari gerbang utama, kata Komandan Paspampres Marsekal Muda Wahyu Hidayat Sudjatmiko.

“Anggota Paspampres melihat gerakan yang mencurigakan dari wanita tak dikenal karena dari pembatas jalan, OTK (orang tak dikenal) itu menuju pagar istana yang merupakan zona Ring 1 Paspampres” kata Wahyu dalam keterangan tertulis.

“OTK tersebut mengeluarkan sejenis senpi (senjata api) FN dan langsung menodongkan ke arah Prada Angga Prayoga (anggota Paspampres) sehingga personel itu dibantu anggota lain melakukan pengamanan dengan merebut senpi.”

Penyebutan FN tersebut merujuk pada senjata rakitan yang dibawa perempuan tersebut yang menyerupai pistol semi otomatis yang didesain dan diproduksi oleh perusahaan senjata asal Belgia FN Herstal yang menggunakan peluru kaliber 5,7 x 28 mm.

Dalam video yang beredar di dunia maya, Siti yang mengenakan pakaian panjang dan penutup wajah berwarna hitam tersebut sempat berupaya kabur saat hendak ditangkap anggota Paspampres, namun akhirnya berhasil diringkus.

Polisi menyita tas hitam berisi Alquran, sebuah ponsel, dan dompet kosong berwarna merah muda.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko dalam keterangan kepada wartawan mengatakan bahwa Siti membawa senjata api rakitan itu tanpa amunisi. Ia pun menyebut perempuan itu bukan merupakan bagian kelompok tertentu yang terorganisir.

“Sementara ini individu, tapi senjatanya memang rakitan” kata Moeldoko.

“Jika ada perkembangan akan disampaikan lebih lanjut” ujar Zulpan.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran meminta masyarakat untuk tidak khawatir akan keamanan ibu kota.

“Jangan berandai-andai. Jakarta sampai saat ini tetap kondusif dan aman. Masyarakat tidak perlu khawatir” ujar Fadil kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.

Pengamat dari Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR) Adhe Bhakti menilai Siti kemungkinan seorang simpatisan ISIS, berkaca dari kejadian-kejadian sebelumnya.

Ia merujuk insiden di Mabes Polri yang melibatkan Zakiah Aini (25) pada Maret 2021 yang berdasarkan rekam jejak media sosial merupakan simpatisan ISIS dan tidak berafiliasi dengan kelompok atau jaringan mana pun di Tanah Air.

“Ini pola serangan yang dilakukan pro-ISIS di Indonesia. Pola yang lone wolf dan pelakunya adalah wanita” ujar Adhe.

Lone wolf merujuk pada aksi teror yang bergerak sendiri tanpa bantuan kelompok mana pun.

“Karena dia perempuan, cukup bisa mengidentifikasi jika afiliasinya ISIS karena kelompok teror lain di Indonesia tidak menggunakan bahkan melarang perempuan melakukan amaliyah (sebutan kelompok militan untuk aksi kekerasan).”

Berdasarkan kronologi yang disampaikan kepolisian usai insiden, Zakiah memasuki kompleks markas besar (Mabes) kepolisian dan melepaskan enam tembakan. Polisi lantas menembak mati Zakiah.

Pengamat terorisme Universitas Islam Negeri di Jakarta, Roby Sugara, menyatakan hal senada.

“Saya melihat ini sama dengan Zakiah. Ini aksi lone wolf” ujar Roby saat dihubungi.

“Lone wolf biasanya lebih liar karena tanpa komando dan bisa dilaksanakan secara mendadak. Jadi, kewaspadaan harus ditingkatkan karena menyangkut keamanan nasional” pungkasnya. #

Komentar