Sri Dewi Nani ungkap Pemicu Utama maraknya Eksploitasi Anak-Anak

LIGO.ID – Penanganan Eksploitasi Anak di bawah umur melalui Pembinaan dan Program Pembedayaan Perempuan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPP-PA) Kabupaten Gorontalo terus dilakukan mulai dari tingkat Desa yang dilakukan.

Kepala DPP-PA Kabupaten Gorontalo Sri Dewi Nani mengatakan, pihaknya hampir setiap hari turun ke Desa untuk melakukan Pembinaan serta Sosialisasi Program Pemberdayaan Perempuan. Menurutnya, Desa punya peluang besar dalam melakukan Pembinaan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak melalui program Desa, sehingga tingkat Eksploitasi Anak akan berkurang.

“Selain itu, Kami juga lakukan pendekatan lewat Desa, karena Anak-Anak tersebut kebanyakan ada di Desa, dan hampir setiap hari Kami turun ke Desa untuk melakukan Sosialisasi.” terang Dewi Nani.

“Karena kalau Kita lihat di Desa itu, programnya hanya pada Pembangunan Fisik saja tapi sebenarnya Pemberdayaan Perempuan dan Anak juga penting untuk menjadi Program di Desa. Jadi Kami dorong mereka untuk Program tersebut.” lanjut Kadis PP-PA saat ditemui diruang kerjanya.

Kadis yang berparas cantik ini juga membeberkan persoalan yang jadi pemicu utama terjadinya eksploitasi anak adalah pengaruh Kemiskinan.

“Masalahnya adalah, KK miskin yang paling banyak adalah KK perempuan sehingga membuat mereka untuk mengeksploitasi anak untuk melakukan hal-hal yang belum pantas mereka lakukan.” bebernya.

“Yang kami lakukan adalah berkoordinasi dengan OPD terkait dan kami membuat Forum Perempuan, bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja untuk membuat Pelatihan, kalau mereka sudah diberdayakan, mudah-mudahan tingkat Eksploitasi Anak akan berkurang.” sambung Dewi Nani. Kantor DPP-PA Kabgor. Selasa (10/12).

Bahkan menurut Dewi, walaupun sudah diberikan Pembinaan dan Koordinasi dengan Orang Tua, tetapi masih ada yang terus mengeksploitasi Anak-Anak. Walaupun upaya untuk tangani hal itu kata Dewi, mengakui tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin.

“Kami lebih memprioritaskan Kasus-Kasus Anak, atau kenakalan yang mereka lakukan, seperti mengkonsumsi Lem, Kasus Panah Wayer dan Anak-Anak yang Kena Kasus Pencabulan. Terkait anak yang jualan atau ngamen, Kami juga lakukan Pembinaan,” ujar Dewi Nani.

“Kami tahu ini tidak mudah untuk menyadarkan Mereka, tapi Kami selalu berupaya karena ini bagian dari tanggungjawab Kami dan Kita semua.” tutupnya. (ed/pb)

Komentar