Jakarta – ligo.id – Tanpa menyalahkan negara mana pun, Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Selasa mengatakan bahwa dunia “membayar harga yang mahal sekali” akibat perang Rusia di Ukraina.
Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali bulan depan dan berharap dapat berperan sebagai pembawa damai dan mengarahkan para pemimpin dunia menuju solusi resesi global yang menurut pemerintah bisa menjadi penurunan ekonomi yang lebih buruk dari krisis moneter 1998.
“Setelah perang Rusia dan Ukraina, kita tahu pertumbuhan ekonomi [dunia] di tahun 2023 yang sebelumnya diperkirakan 3 persen, terakhir sudah diperkirakan jatuh di angka 2,2 persen” kata Jokowi dalam pidato pembukaan Investor Daily Summit 2022 di Jakarta.
“Inilah yang sering disampaikan, [dunia] membayar harga dari sebuah perang yang harganya sangat mahal sekali” tambahnya.
Jokowi mengatakan 66 negara berada dalam posisi rentan kolaps atau jatuh. Hal ini, ujar dia, selain karena pandemi COVID-19 juga karena adanya perang Rusia di Ukraina yang memperburuk krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan.
“Saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan. Artinya, sudah terjadi krisis pangan” kata Jokowi.
Namun Jokowi menyatakan optimis bahwa Indonesia tidak akan mengalami kondisi ekonomi seburuk negara lain, dengan inflasi terkendali pada angka 2,9 persen dibanding tahun lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengutip Jokowi, mengatakan bahwa saat ini sudah ada 28 negara masuk daftar untuk memperoleh bantuan Dana Moneter Internasional (IMF).
“Sebanyak 14 negara sudah masuk, 14 lainnya sedang dalam proses” katanya saat konferensi pers.
“Ini lebih besar dibandingkan dengan krisis tahun 1998 dimana saat itu terjadi di beberapa negara ASEAN” kata Airlangga. #
Komentar