Gorontalo – ligo.id – Penerapan sistem e-voting pada Pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (Pilbem) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) diminta tak lagi digunakan lantaran rawan penggelembungan suara.
Hal ini disampaikan Ketua HMJ Ilmu Komunikasi, Yunus Pasau, yang mencermati pelaksanaan Pilbem UNG dua tahun terakhir yang diduga sering dibobol oleh hacker.
“E-voting sendiri lebih rentan untuk diretas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Yang ditakutkan, hasil dari pemilihan tidak memberikan data riil. Jangan sampai orang yang memilih si calon A ternyata teralihkan ke calon si B,” kata Yupas sapaan akrabnya. Minggu (28/11/2021).
Kata Yupas, kejadian itu terlihat ketika Pilbem tahun kemarin sangat tidak efektif dan efisien, bahkan ditunda.
“Ini kan mengisyaratkan bahwa e-voting ataupun sistemnya yang disuguhkan belum siap untuk kita berlakukan. Jangan sampai Presiden dan Wakil Presiden untuk BEM tahun ini lahir dari hal hanya main-main ataupun bahan uji coba saja,” tegasnya.
Menurutnya, jika pemilihan online di tahun ini untuk mengantisipasi penularan covid-19, maka pihak kampus mestinya berkaca pada Pilkada serentak yang dilakukan di provinsi Gorontalo yang cakupannya lebih luas ketimbang lingkungan kampus.
“Kita melihat Pilkada Serentak berjalan dengan lancar dan terselenggara dengan baik serta mematuhi prokes yang berlaku. Ketika Pilbem dilaksanakan pemilihan secara online, mungkin perlu dipertimbangkan kembali,” jelasnya.
Sebaiknya pihak kampus, kata Yupas, menggelar pemilihan secara langsung seperti pada umumnya yang menggunakan surat suara dan kotak suara.
“Itu pada dasarnya bisa memberikan kepercayaan untuk kita para pemilih ataupun peserta demokrasi. Itu lebih efektif dan efisien untuk dilaksanakan, tidak ada potensi kecurangan atau hal-hal yang kita tidak inginkan,” tandasnya. #efd/red
Komentar