Gorontalo – ligo.id – Marten Taha sekilas menjelaskan filosofi kepala daerah yang menjadi seorang khalifah atau pemimpin di daerah Gorontalo yang harus paham soal adat dan budaya Gorontalo.
Wali Kota Gorontalo itu hadir secara khusus di gelaran adat Moloopu Thariq Modanggu sebagai Bupati kabupaten Gorontalo Utara. Selasa(28/6/2022)
“Secara tata adat Gorontalo, seorang pejabat Kepala Daerah harus di Toopu sebagai kepala daerah yang dilaksanakan secara adat lengkap,” kata Marten.
Melalui pesan moral oleh para pemangku adat itu lanjut Marten, harus menjadi pegangan bagi kepala daerah.
“Saya selama 8 tahun diberi amanah menjadi dipercayai oleh masyarakat Gorontalo, orang menganggap kita sebagai pemimpin itu dalam kedahsyatan. Tapi banyak hal yang harus kita praktekkan apalagi sebagai seorang pemimpin di Gorontalo yang mengandung Adat Bersendi Syara’, dan Syara’ Bersendikan Kitabullah yang harus kita amalkan,” ungkap Marten Taha.
Sebab menurutnya, tidak ada seorang pemimpin di Gorontalo yang tidak di Toopu seperti yang dijalani Bupati Gorut saat ini.
“Tamu saja yang datang ke Gorontalo harus di sambut dengan adat, yang mana dia di terima sebagai tamu kehormatan,” kata dia.
“Saya merasa sangat bersyukur dan memberi apresiasi kepada para pemangku adat yang melestarikan adat budaya dan keagamaan kita ini,” lanjutnya.
Ia mencontohkan dirinya yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo, ia punya tugas mengayomi rakyat, membangun daerah dan menciptakan ketertiban, keamanan dan melakukan hal-hal yang baik dalam tata pemerintahan serta pelayanan kepada masyarakat.
Kepada masyarakat Gorontalo Utara, Marten berharap memberikan dukungan dan partisipasi aktif kepada Thariq Modanggu agar dapat bekerja dengan baik dalam menjalankan tugas-tugasnya baik dalam jajaran pemerintahan maupun di masyarakatnya.
“Oleh karena itu harapan kami Pemkot Gorontalo, mendukung upaya-upaya, usaha dan ikhtiar Bupati dalam membangun Gorontalo Utara menjadi lebih baik lagi kedepan,” tandasnya. #vv/rd
Komentar