Upaya pencarian pesawat perintis Smart Air yang diduga jatuh saat dalam perjalanan menuju ke Bandara Binuang, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (9/3/2024) pagi, kembali dilanjutkan. Upaya penyisiran melibatkan satu unit helikopter Bell milik TNI dari Kodam VI Mulawarman.
“Regu melakukan persiapan untuk menuju ke lokas, dengan menggunakan helikopter bell 412 EBI dengan nomor registrasi DA-5224 milik Kodam VI Mulawarman,” ungkap Kepala Kantor Basarnas Tarakan, Syahril di Tarakan, Sabtu (9/3/2024).
Basarnas Tarakan dibantu oleh TNI-Polri terus berupaya menemukan titik koordinat keberadaan pesawat itu. Oleh karenanya, upaya pencarian dilakukan dengan cara melakukan pemantauan udara di sejumlah lokasi yang diperkirakan menjadi titik dari jatuh pesawat perintis itu.
Jika sudah ditemukan titik pasti keberadaan pesawat, maka Basarnas akan langsung melakukan proses evakuasi.
“Kami sudah berkoordinasi dari TNI-Polri untuk memastikan titik koordinat dari keberadaan pesawat. Kami melakukan pencarian dahulu dengan pesawat yang lebih awal terbang. Setelah kami mendapat informasi A1 dari pesawat pencari pertama, baru kami bisa melaksanakan evakuasi,” jelasnya.
Diberitakan, pesawat perintis Smart Air jenis PC6 hilang kontak pada Jumat (8/3/2024) pagi kemarin seusai berangkat dari Bandara Juwata Tarakan menuju ke Bandara Binuang, di Kabupaten Nunukan. Terakhir kontak, pesawat berada di ketinggian 9.000 feet dan diduga berada di atas wilayah Kabupaten Malinau.
Namun, berdasarkan sinyal emergency locator transmission (ELT) yang diterima oleh Singapura, lokasi terakhir pesawat diduga berada sekira lebih dari 2 kilometer dari Bandara Binuang, Kabupaten Nunukan.
Pesawat dengan registrasi PK-SNE itu, membawa sedikitnya 583 kilogram logistik sembako, dengan 2 penumpang, yakni Muhamad Yusuf sebagai pilot pesawat, dan seorang engineering bernama Deni.
Komentar