Wisata Hiu Paus Masih Jadi Pilihan Para Wisatawan Lokal Maupun Asing

LINTAS WISATA (LIGO) – Wisata Hiu Paus yang berada di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, masih menjadi pilihan para wisatawan lokal maupun manca negara.

Meski Wisata Hiu Paus ini sempat sunyi akan pengunjung karena beberapa Hiu yang pergi, namun kali ini tempat tersebut kembali ramai, karena salah satu jenis ikan terbesar di dunia itu datang kembali. Bahkan sampai saat ini sudah menetap di sekitaran laut Desa Botubarani.

Jum’at (29/06), sore tadi, berdasarkan pantauan Lintasgorontalo.com, terlihat para wisatawan berdatangan ke lokasi Wisata Paus. Mereka menyewa perahu masyarakat yang memang khusus disewakan dan kemudian melihat secara langsung Hiu Paus itu.

Untuk bisa melihat lebih dekat, wisatawan harus membeli udang untuk diberikan ke Hiu Paus, karena memang jenis Hiu ini hanya sering memakan ikan-ikan kecil. Tidak lupa para wisatawan ini mengabadikan momen tersebut dengan Smartphone mereka masing-masing.

Salah satu pengunjung Wisata Hiu Paus Botubarani Jukri Sumaili yang datang bersama kerabatnya mengaku sangat puas melihat Hiu Paus secara langsung yang memang sulit ditemui ditempat lain, karena keberadaannya hanya di Gorontalo Desa Botubarani.

“Alhamdulillah saya puas. Hiu Paus-nya sangat besar dan ini benar-benar harus dijaga dan terus diawasi keberadaannya agar tidak menghilang seperti waktu-waktu yang lalu,” ungkap Jukri.

Dirinya juga berharap, kepada Pemerintah untuk benar benar memanfaatkan keberadaan Hiu Paus di Gorontalo, karena sampai hari ini wisata Hiu Paus Botubarani masih menjadi pesona wisata.

“Dengan adanya Hiu Paus ini, semoga wisata Gorontalo makin unggul,” harapnya

Sementara Opi masyarakat Botubarani yang biasa menyewakan perahunya mengatakan, wisatawan paling banyak biasanya pada hari sabtu dan minggu, atau pada hari tanggal-tanggal merah.

“Setiap sabtu dan minggu banyak orang yang datang ba liat hiu paus dan ba sewa perahu saya. Saya biasa kase sewa perahu saya itu dengan harga 75 ribu rupiah dengan maksimal penumpang 3 orang. Untuk hari-hari biasa juga ada tapi hanya sadiki,” terang Opi dengan logat campuran Manado-Gorontalo.

Laporan : Najid Lasale
Editor : Ang

Komentar