Tidak AMAN! BPCB Gorontalo Kaji Pengerukan Situs Leluhur

Sulawei Tengah – ligo.id – Kanca Awusi dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Tengah di Poso mengatakan AMAN menolak keras kegiatan yang mengancam kelestarian Ceruk Toyali.

Masyarakat menunjukan ketidaksukaan terhadap proyek pengerukan tebing untuk membuat akses jalan ke Pembangkit Listrik Tenaga Air yang dilakukan oleh PT Poso Energi.

Menurut keterangan warga setempat yakni warga kelurahan Tendeadongi, menjelaskan Ceruk Toyali sebelumnya berada di tempat yang terlindung dari sinar matahari.

Namun, situs itu menjadi terbuka karena pengerukan yang menggunakan alat berat.

“Inilah yang selalu kami perjuangkan bagaimana pemerintah membuat satu Peraturan Daerah dalam hal melindungi lokasi-lokasi yang leluhur kami. Sementara ini kami tidak setuju karena leluhur-leluhur kami sudah diobrak-abrik yang hanya tulang-tulangnya. Apalagi kami yang masih hidup,” kata Kanca Awusi. Rabu, 17/02/2021.

AMAN Sulteng menerima laporan kerusakan situs Toyali pada 27 Januari 2021 dan meminta Pemda untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk melindungi situs itu.

Menanggapi kekecewaan masyarakat Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo mengatakan akan melakukan kajian dampak pengerukan tebing untuk membuat akses jalan ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso milik PT Poso Energi terhadap situs Kubur Prasejarah Ceruk Toyali.

“Peninjauan kami kemarin itu untuk melihat sejauh mana dampak kerusakan karena terjadi perubahan pada lanskapnya. Detil kerusakannya, detil penanganannya itu nanti setelah kajian,” kata Romi, Selasa (16/2).

Romi menjelaskan pada 2019, pihaknya sudah memberitahu PT Poso Energi bahwa kegiatan pengerukan aman dilakukan pada radius 25 meter dari situs. Namun, ternyata pengerukan dilakukan pada jarak kurang dari radius aman.

Selain itu, imbuhnya, PT Poso Energi saat itu hanya memberitahu bahwa akan melakukan pengerukan Sungai Poso, tetapi tidak menyebut rencana pengerukan tebing untuk akses jalan.

Menurutnya, BPCB sudah bertemu PT Poso Energi untuk meminta perusahaan itu menghentikan aktivitas pengerukan di sekitar situs. (#c)

Komentar