LINTAS BUDAYA (LIGO) – Lomba FLS2N tingkat Provinsi Gorontalo banyak menampilkan kreasi tarian khas daerah masing-masing. Namun tarian dari SDN 3 Sumalata, Gorontalo Utara mampu menarik perhatian para juri maupun peserta lainya. Tarian tersebut diberi nama tarian Wala’o Polahi atau dalam bahasa Indonesia Anak Polahi. Polahi sendiri ada suku pedalaman yang ada di Gorontalo.
Tarian Wala’o Polahi ini merupakan tarian baru, yang diciptakan Feri Fadli Pomantolo S.Pd, M.Si yang berasal dari Sanggar Seni Makuta Sumalata dan bekerja sama dengan SDN 3 Sumalata, Gorontalo Utara.
“Tarian ini saya garap berdasarkan tesis S-2 saya yang saya kemas ke tarian anak-anak. Tarian Wala’o Polahi ini memliki arti tersendiri. Wala’o adalah anak dan Polahi merupakan suku orang-orang pedalaman dulu yang saat ini mulai muncul dan bersahabat dengan anak-anak yang ada di pemukiman warga, khususnya di Sumalata itu sendiri. Menurut saya suku Polahi ini sudah tidak dikenal lagi sebagian masyarakat, oleh sebab itu kami menciptaka tarian ini agar bagaimana orang bisa mengetahui, bahwa suku polahi itu masih ada sampai sekarang dan mereka pun sudah bisa bergaul dengan masyarakat penduduk Desa,” ujar Feri.
Selain tarian, pakaian peserta FLS2N dari SDN 3 Sumalata, Gorontalo Utara itu juga sangat menarik. Pasalnya pakaian yang digunakan terbuat dari bahan serta jute. Serat jute sendiri merupakan bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan kain goni yang sudah sulit ditemukan pada saat ini.
Kepala Sekolah SDN 3 Sumalata Maritje M. Kadir, S.Pd saat ditemui lintasgorontalo.com mengaku sangat senang atas penampilan anak-anaknya, yang mampu memukau seluruh masyarakat dan juri yang hadir pada kegiatan FLS2N.
“Saya berharap semoga dapat hasil yang baik buat anak-anak saya,” harap Maritje.
Sementara lanjut Feri, mengaku bahwa dirinya terinspirasi membuat Tarian Wala’o Polahi agar semua masyarakat, khususnya bagi mereka generasi milenial masih bisa tahu bahwa di Gorontalo ada suku pedalaman Polahi.
“Perlu anak-anak kita tau seperti apa itu suku Polahi dan dimana mereka tinggal. Apalagi perkembangan zaman sudah semakin maju” tukas Feri.
Laporan : Moh. Efendi Hasan
Editor : Syahrir S.
Komentar