Tak Puas Dengan Penanganan Kasus Pelecehan Seksual, Karyawan Google Mogok Kerja

LINTAS INTERNASIONAL (LIGO) – Protes penanganan kasus pelecahan seksual dan budaya ditempat kerjanya, Ratusan Karyawan perusahaan raksasa Internet Google di Asia, Kamis (01/11) kemarin lakukan aksi mogok.

Tidak hanya di Asia, lebih dari 20 perusahaan Google di seluruh dunia juga diperkirakan lakukan aksi protes yang sama.

Dilansir sari VoaIndonesia, Kamis (01/11) diketahui aksi mogok kerja terjadi setelah adanya indikasi terbaru dari ketidakpuasan karyawan yang meningkat pekan lalu,ketika New York Times melaporkan raksasa internet itu membayar jutaan dolar uang pesangon kepada seorang eksekutif laki-laki yang dituduh melakukan pelecehan tanpa pengungkapan tindakan salah yang bersangkutan.

Media itu melaporkan bahwa Google membayar $90 juta pada tahun 2014 kepada wakil presiden senior Andy Rubin setelah dia dituduh melakukan pelecehan seksual. Rubin membantah tuduhan dalam artikel yang tidak disanggah oleh Google itu.

Laporan ini memberikan semangat pada gerakan karyawan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan untuk memperbaiki perlakuan terhadap perempuan dan kaum minoritas serta meningkatkan keragaman. Gerakan sebelumnya tahun ini termasuk pengajuan petisi, serangkaian pertemuan dengan para eksekutif senior dan pelatihan dari sebuah organisasi advokasi hak-hak pekerja.

Sebelumnya pada rabu malam waktu setempat, para penggagas menuntut perusahaan induk Google, Alphabet Inc., agar menambahkan seorang wakil pekerja ke dewan direksi dan secara internal mengungkapkan informasi tentang besaran gaji karyawan. Karyawan juga meminta perusahaan agar merevisi praktik sumber daya manusianya untuk membuat proses pengajuan klaim pelecehan lebih adil.

Gagasan yang telah disampaikan mendapatkan respon baik dari CEO Google yang mengatakan “karyawan telah menyampaikan ide-ide konstruktif” yang akan diubah oleh perusahaan “menjadi tindakan.” ucap Sundar Pichai.

Ketidakpuasan di antara 94.000 karyawan Alphabet dan puluhan ribu kontraktor itu tidak berdampak buruk terhadap harga saham perusahaan. Tetapi karyawan mengatakan mereka memperkirakan Alphabet akan menghadapi masalah perekrutan dan retensi karyawan jika masalah-masalah itu tidak ditangani secara memadai.

Laporan: VoaIndoenesia/lt/Najid Lasale
Editor: Arlan

Komentar