LINTAS PERISTIWA (LIGO) – Ratusan Mahasiswa Gorontalo yang menamakan dirinya Aliansi Rakyat dan Mahasiswa Peduli Demokrasi (ARMADA), Rabu (26/09) lakukan aksi damai, suarakan demokrasi yang sehat. Namun sayang dalam aksi yang bertajuk demokrasi yang sehat tersebut, para massa aksi mengesampingkan kebersihan lingkungan.
Seperti yang terlihat dalam pantauan lintasgorontalo.com, pada pukul 15.52 Wita, massa aksi meninggalkan titik aksi dengan menyisakan sampah gelas air mineral yang berserakan dijalan.
“Dorang pe demo ini gaga sekali. Tapi yah, bagini ini dorang pe model, abis ba suara-suara kasana dijalan, tetap ba kase tinggal sampah. Coba lia ee, jadi kotor ini muka gerbang kampus UNG, baru kan orang-orang somo nilai kamari, torang abang bentor yang bakase kotor ini,” ungkap Mahyudin yang merupakan driver bentor yang kecewa dengan massa aksi.
Manto yang juga kerabat Mahyudin yang berprofesi sebagi driver bentor menambahkan, dalam melakukan aksinya para mahasiswa sebaiknya juga memperhatikan masalah lingkungan sekitar. Sebab, dirinya menilai intelektual mahasiswa yang merupakan masyarakat ilmiah karena pemikiran kritisnya, justru dengan sikap kurang peduli terhadap lingkungan ini membuat masyarakat umum akan menilai buruk mahasiswa.
“dorang ini orang-orang pintar, hari-hari dapa ilmu pengetahuan. Tapi kalo kurang ba perhatikan kebersihan pas ba demo, orang somo liat kamari tidak bagus” keluh Manto dengan logat gorontalo nya.
Sementara itu dalam aksinya, mahasiswa menyuarakan akan mengawal demokrasi Indonesia dalam momentum pemilihan umum 2019. Mereka menilai, demokrasi di Indonesia saat ini tercoreng dengan banyaknya informasi Hoax, dan berbagai tindakan lainnya yang dinilai mencoreng demokrasi di Indonesia.
“Kami atas nama ARMADA, melakukan satu langkah gerakan untuk menjawab masalah yang mencoreng demokrasi Indonesia. Karenanya kami menghimbau untuk, perangi hoax, tolak kampanye hitam, cegah dan perangi money politik, tolak isu sara dan tolak politik identitas,” seru Mahasiswa Armada.
Laporan: Najid Lasale
Editor: Bayu Supratna
Komentar