Setelah Negara Di Asia, Karyawan Google Di San Fransisco Ikut Mogok Kerja

LINTAS INTERNASIONAL (LIGO) – Ribuan karyawan Perusahaan Google diseluruh dunia menilai Google tidak memenuhi cita-cita profesinya, seperti yang dinyatakan dalam slogan “Jangan jahat” dan pesan yang lebih baru dalam kode etik perusahaan: “Lakukan hal yang benar.”

Hal ini setelah ribuan karyawan Google lancarkan aksi mogok sebagai bentuk protes atas penanganan tuduhan pelanggaran seksual terhadap para eksekutif, yang mereka menilai bahwa hal adalah kesalahan perusahan raksasa internet itu.

Dilansir dari VoaIndonesia, Kamis (01/11) kemarin ribuan karyawan Google di Tokyo, Singapura, London sampai San Francisco, para insinyur yang dibayar mahal dan pekerja lainnya mogok sekitar satu jam, yang mencerminkan meningkatnya frustrasi era #MeToo di kalangan perempuan atas perilaku dominasi dan perilaku buruk lainnya di Silicon Valley yang sarat laki-laki.

Di San Francisco Sekitar 1.000 pekerja Google memadati plaza di depan Gedung Ferry bersejarah itu dan meneriakkan “Hak-hak perempuan adalah hak-hak pekerja!” Para pekerja juga keluar dari markas perusahaan itu di Mountain View, California.

“Meskipun secara pribadi saya tidak dilecehkan, saya melihat teman-teman terluka dan karir mereka dihancurkan oleh ini, tidak hanya di Google tetapi di mana-mana, segala bentuk perusahaan teknologi.” kata karyawan Google J.J. Wanda.

Demonstrasi tersebut mencerminkan sentimen di antara sekitar 94.000 karyawan Google dan perusahaan induknya Alphabet Inc. bahwa Demonstrasi itu dilancarkan seminggu setelah The New York Times merinci dugaan pelanggaran seksual mengenai pencipta perangkat lunak Google Android, Andy Rubin. Surat kabar itu mengatakan Rubin mendapat paket pesangon senilai $90 juta pada tahun 2014 setelah Google menyimpulkan bahwa tuduhan itu bisa dipercaya. Rubin membantah tuduhan itu.

Laporan: VoAIndonesia/Elias
Editor: Gilang Ramadhan

Komentar