MoU di Pertemuan B20, Pertamina Komitmen Turunkan Emisi Karbon

Bali – ligo.id – Wujud komitmen Pertamina dalam mendukung program transisi energi bersih dan target penurun emisi 29 persen pada tahun 2030, PT Pertamina (Persero) menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan internasional dalam bidang transisi energi.

Kerja sama tersebut dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Pertamina dan sejumlah perusahaan nasional dan global, yang ditandatangani, Selasa (30/8/2022).

Penandatanganan MoU tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Arifin mengaku senang dengan adanya kemitraan dan kolaborasi yang terbentuk di bawah payung pertemuan internasional B20 ini.

Menurutnya, tantangan dengan penerapan teknologi rendah karbon harus ditangani bersama antara negara maju dan negara berkembang.

Sementara Nicke menjelaskan, kerja sama ini dilandaskan akan tingginya permintaan energi terbarukan dan bahan bakar rendah karbon yang diperkirakan akan meningkat untuk memerangi peningkatan emisi gas rumah kaca dari bahan bakar fosil.

Industri minyak dan gas bumi (migas) menyumbang lebih dari 40 persen dari total emisi Gas Rumah Kaca (GRK) global, sehingga memainkan peran penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Akibatnya, ada kebutuhan untuk mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan bahan bakar rendah karbon. Penggerak pendukung diperlukan untuk menjawab tantangan dalam mempercepat transisi energi,” ungkapnya.

Kerja sama yang dilakukan di antaranya adalah antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Astra Agro Lestari Tbk tentang ‘Kerja Sama dalam Potensi Hubungan Bisnis dan Pertukaran Data untuk Pengembangan Proyek-Proyek Rendah Emisi’.

Kerja sama ini bertujuan untuk pengembangan proyek rendah emisi dengan utilisasi limbah kelapa sawit (empty fruit bunch dan palm oil mill effluent) untuk menjadi produk Bioethanol dan Biomethane yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti (substitusi) bahan bakar fosil dan mendukung kemandirian energi nasional.

Selanjutnya, kerja sama Pengembangan Green Industrial Cluster di Jababeka antara Pertamina Power New and Renewable Energy (NRE) Pertamina Power Indonesia (PPI) dengan PT Jababeka Infrastruktur melalui pemanfaatan PLTS Atap di gedung perkantoran Jababeka.

Kerja sama berikutnya yakni Joint Study Agreement (JSA) antara PPI dengan Pondera dalam kerja sama ‘Integrated Offshore Wind Energy & Hydrogen Production Facility’. JSA ini merupakan tindak lanjut MoU antara Pertamina NRE (PPI) dengan Pondera, perusahaan asal Belanda, pada 21 April 2022 perihal pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Terakhir, JSA antara Pertamina (Persero), PEP dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) terkait ‘JOGMEC on CO2 Injection for Enhanced Oil Recovery (CCUS-EOR) Project in Jatibarang Field’.

Dalam kerja sama ini, Pertamina dan Jogmec berkolaborasi dalam kegiatan CO2 injection di lapangan Jatibarang melalui studi bersama pelaksanaan proyek injeksi CO2 sebagai tahap awal untuk lebih mendukung Full Field Scale CO2-EOR sebagai metode untuk meningkatkan produksi minyak dan mengurangi emisi karbon dioksida di lapangan Jatibarang, Jawa Barat. #pris/oya

Komentar