Moderasi Dari Sekolah, Gagasan FKPT Gorontalo untuk Pencegahan Paham Radikal Terorisme

LIGO.ID – Pencegahan sejak dini berkembangnya Radikalisme dan Aksi Terorisme di masyarakat terus digagas BNPT bersama FKPT Gorontalo.

Setelah gelaran Ngopi Coi bersama pekerja media massa dan aparat desa, kali ini FKPT Gorontalo memfokuskan pada pelajar di sekolah, dengan menggelar Moderasi Dari Sekolah, untuk memperkuat kapasitas dan meningkatkan pemahaman Guru di Sekolah dengan pemahaman Anti Radikal Terorisme.

Moderasi Dari Sekolah, menjadi topik utama sebagai pencegahan penyebaran paham radikal terorisme melalui proses pembelajaran yang berbasis TIK dan penguatan pada pemahaman terhadap nilai-nilai kebudayaan.

Menyusul hasil Survei Nasional Tahun 2018 oleh BNPT menunjukkan generasi milenial utamanya pelajar tidak memiliki bekal pemahaman keagamaan yang kuat. Maka peran guru agama dalam pendidikan keagamaan anak menjadi sangat sentral untuk memperoleh pemahaman keagamaan.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

Ketua FKPT Gorontalo, Prof. DR Hj. Ani M. Hasan, M.Pd berharap, Guru dapat mendukung upaya ini dengan melakukan identifikasi terhadap perubahan perilaku anak didik yang mulai mengarah terhadap pola radikalisme.

Ani M. Hasan juga meminta kepada seluruh peserta untuk meningkatakan literasi menulis dan dapat mengikutsertakan tulisan dalam Lomba RPP Inspirasi yang dilaksanakan oleh BNPT RI.

“Guru dan Kepala Sekolah memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang pentingnya memahami dan menerima perbedaan, melakukan internalisasi nilai budaya dan agama melalui moderasi dari sekolah,” ucap Ani Hasan saat membacakan sambutan Direktur Pencegahan BNPT RI, Brigjen. Pol.  R. Ahmad Nurwakhid. Grand Q Hotel. Senin (9/11).

Melalui Moderasi Dari Sekolah yang digelar FKPT tersebut, kata Ani, Guru dapat melakukan identifikasi terhadap perubahan perilaku anak didik yang mulai mengarah terhadap pola radikalisme. Sekolah harus memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang pentingnya memahami dan menerima perbedaan, melakukan  internalisasi nilai budaya dan agama.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

Sementara itu, Pengamat Terorisme di BNPT RI, Irjen Pol (Purn). Ir. Hamli, ME, dalam paparannya menyatakan, Agama bukan alat untuk menghalalkan terorisme karena agama tidak pernah mengajarkan kekerasan. Menurutnya, pelajaran agama sangat penting, namun pemahaman tentang Nasionalisme penting untuk di perkuat.

“Belajar tentang sejarah peradaban Islam, dan berfikir moderat, dan saling menghormati antara sesama, dan paling penting adalah adab.” kata Irjen Hamli saat menjadi narasumber.

Disisi lain, Ketua Asosiasi Pendidik dan Guru Agama Islam Indonesia, Dr. Mahnan Marbawi memandang, untuk menanamkan nilai-nilai pancasila, harus melalui cara yang baik dan penuh cinta. Untuk itu, kata Mahnan, Guru diharapkan memberikan tulisan dalm bentuk RPP yang mengajak siswa tentang moderasi beragama.

Baca juga :  Kartini dan Saripa Rahman Hala: Perjuangan dengan Masa Berbeda

“Tujuan pendidikan adalah membangun dan mengasah spritual, kepekaan sosial, kepekaan kebangsaan, kepekaan lingkungan terhadap diri siswa. Ajarkan anak anak tentang nasionalisme yang tinggi” ucap Mahnan Marbawi dihadapan Kepala Sekolah dan Guru yang hadir.

Kegiatan Moderasi Dari Sekolah FKPT Gorontalo itu dihadiri Kepala Sekolah, Guru Kelas PAUD/TK/RA dan Guru Pendidikan Agama tingkat SD/MI sederajat dan SMP/MTs sederajat. (#r)

Komentar