LINTAS KABGOR (LIGO) – Fatra Ali, wanita berusia 35 tahun berdomisili di Desa Botumoputi, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo mungkin kurang beruntung karena terlahir sebagai penyandang disabilitas. Namun dibalik kekurangannya tersimpan kelebihan yang luar biasa.
Fatra adalah anak pertama dari empat bersaudara. Meski berasal dari keluarga yang tidak mampu, namun ayah (Ruga Ali) dan ibu (Marlin Tuna) tidak pernah menyesal telah melahirkan dan membesarkan Fatra.
Sang ayah Ruga Ali yang hanya bekerja serabutan tidak pernah berkecil hati untuk tetap menafkahi keluarganya yang serba kekurangan. Begitu pula sang ibu Marlin Tuna yang tak pernah putus asa memberikan perhatian dan kasih sayangnya untuk Fatra sang buah hati.
Marlin menceritakan kehidupan Fatra yang sejak lahir hanya bisa terbaring dan dirawat ditempat tidur karena keterbatasannya yang hingga kini tidak bisa duduk apalagi berdiri seperti orang normal. Ruga dan Marlin mengakui, sebagai orang tua tidak ada sedikitpun niat hati mereka untuk membedakan Fatra dengan anak-anaknya yang lain.
“Kami sebagai orang tua dan dia (Fatra) sebagai anak pertama, walaupun dengan keterbatasaanya, tidak sedikitpun hati kami membedakan dengan anak-anak lainya, kami pun merawatnya dengan penuh kasih dan cinta. Soal kesehatan dan makanananya, kami terus perhatikan hingga keperluan sehari-hari pun semua kami adakan dengan senang hati,” ucap haru, Marlin.
Marlin mengungkapkan, walaupun raga Fatra yang nampak tidak mampu, akan tetapi sejak kecil dirinya mengakui bahwa Fatra memang sudah memiliki kecerdasan.
“Dua tahun terakhir ini kami memberikan rangsangan edukasi kepadanya dengan cara memberikan HP Android. Pemberian ini bukan kami merasa senang atau apalah, namun kami berkeinginan anak ini bisa sederajat dengan seumuranya yang bisa mengenal IT lewat android, walaupun si Fatra ini tidak pernah sekolah, hitung-hitung ini sebagai edukasi pembelajaran dia mengenal informasi-informasi,” tutur Marlin.
Alhasil, lanjut Marlin, dengan adanya rangsangan edukasi pendidikan melalui android selama dua tahun, dan insting serta kepekaan yang dimiliki Fatra, maka dirinya walaupun hanya menggunakan ibu jari pada kaki sebelah kanan, Fatra sudah bisa mengoperasikan aplikasi yang ada pada HP android seperti Facebook dan Whatsapp.
“Inilah Kekuasaan Allah, walau dengan keterbatasan, Allah memberikan kelebihan kepadanya hingga sudah lancar dengan HP android. Entah dari mana dia mengenal huruf dan angka, namun kita kembali kepada kekuasaan Allah SWT. Fatra dengan kondisi cacat berat bisa menggunakan HP tersebut. Subhanallah,” ucapnya Marlin sang ibu sambil berlinang air mata.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo Dr. Fory Naway yang mendengar kabar maupun informasi mengenai Fatra Ali langsung menuju rumah dari Ruga Ali dan Marlin Tuna. Tidak menunggu waktu lama, Dr. Fory langsung meninjau ke lokasi kediaman Fatra, Senin (02/07/2018).
Sesampainya disana, Dr. Fory pun sangat tersentuh melihat kondisi Fatra yang sangat memperihatinkan. Tubuh Fatra yang hanya terbaring di tempat tidurnya serta raganya yang sangat kurus membuat Ketua TP-PKK ini ingin memeluk Fatra.
Ada satu hal yang membuat Dr. Fory tercengang heran dan tak menyangka. Walaupun Fatra menderita cacat sejak lahir namun ia mempunyai banyak kelebihan yang tidak bisa diharapkan pada penderita difabel.
“Kelebihannya banyak, apalagi dia sudah dari kecil mengalami kondisi difabel, yang benar-benar tidak bisa diharapkan seperti anak-anak yang normal lainnya. Tapi saya tidak menyangka bahwa dia juga bisa mengaplikasikan FB, WA ataupun internetanlah, pasti hal ini dengan kasat mata sangat luar biasa karena kekuasaan Allah yang kita tidak bisa pungkiri,” ucap Fory Naway.
Menurut Fory, Fatra yang sejak kecil tidak pernah mendapatkan pendidikan khusus seperti yang dikatakan oleh orang tuanya. Hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Meski orang tua Fatra hanya mengatur pola hidup Fatra dari segi kesehatan namun kata Fory, Fatra memiliki IQ yang sangat luar biasa.
“Anak ini IQ-nya bagus dan bahkan setahu kami sesuai dari penjelasan orang tuanya, dia juga tidak pernah mendapatkan pendidikan khusus disekolah maupun dirumah. Artinya penanganan dari segi edukasi, seperti pengenalan huruf tidak didapatkan akan tetapi bisa baca, bisa main FB bahkan bahasa inggris pun bisa. Karena setelah diberi rangsangan handphone, dia sudah bisa membaca apalagi yang digunakan adalah jari kaki kanan, sungguh luar biasa,” tutur Fory dengan bangga.
Fory mengaku, Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo akan bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo akan terus memberikan perhatian kepada mereka anak-anak disabilitas. Dikatakan Fory bahwa kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang memiliki keterbatasan dari segi fisik.
“Mereka adalah titipan Allah yang harus kita sayangi dan kita ayomi. Mereka juga adalah manusia yang sama dengan kita, hanya saja mereka memiliki keterbatasan fisik,” tukasnya
Laporan : Najid Lasale/Hms Irfan
Editor : Syahrir S.
Komentar