Marten Taha Beberkan Strategi Untuk Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Kota Gorontalo – ligo.id – Sejumlah kebijakan yang telah dijalankan Pemerintah Kota Gorontalo dalam pengendalian dampak perubahan iklim diuraikan Wali Kota Gorontalo, Marten Taha pada ASEAN Mayors Forum.

Mulai dari kebijakan dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur, investasi infrastruktur, SDM (Sumber Daya Manusia) atau pekerja, sektor lingkungan dan kesehatan.

“Untuk pembangunan infrastruktur, kami melakukan berbagai penanganan. Misal penataan kawasan kumuh melalui program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), dengan luas kawasan 221,91 hektar atau 97 persen.” ungkap Marten. Selasa (29/6/2021)

“Kemudian penanganan sanitasi buruk di 42.823 unit rumah, agar prasarana air limbahnya menjadi baik. Perbaikan sistem drainase perkotaan dengan volume 1162,42 m2, penanganan tanah longsor cekdam dan tanggul di tiga lokasi.” lanjutnya.

“Selanjutnya peningkatan SPAM yang sudah 27.431 unit rumah dipasang jaringan PDAM, dengan debit atau kapasitas 500 liter per detik. Kemudian terakhir adalah, pembangunan 10 unit TPS3R (Reduce-Reuse-Recycle), yang tersebar di delapan kecamatan di Kota Gorontalo,” tambah Wali Kota Gorontalo dua periode itu.

Komitmen Pemkot Gorontalo terhadap pengendalian dampak perubahan iklim khusus di wilayah Kota Gorontalo, beber Marten telah dituangkan dalam berbagai kebijakan.

“Nah, untuk pemenuhan investasi infrastruktur ada beberapa program kegiatan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo. Yakni penanganan drainase, jalan, air berish, jembatan, MCK, persampahan dan SPAL.” lanjutnya.

Setiap sektor terus dievaluasi dampak terhadap masyarakat kota., seberapa besar manfaat yang diterima oleh masyarakat dan penyerapan tenaga kerja atau SDM.

“Dari hasil evaluasi kami di enam sektor, telah menyerap tenaga kerja dan masyarakat yang merasakan manfaat dari program itu. Seperti air bersih berhasil dimanfaatkan oleh 355 KK, MCK ada 6.301 penerima manfaat, drainase 11.517 KK penerima manfaat,” terangnya.

“Persampahan 3.677 KK penerima manfaat, jalan dan jembatan 10.744 KK dan SPAL 388 KK penerima manfaat,” sambungnya.

Ia menambahkan, pembangunan lingkungan hidup menjadi hal terpenting dalam pengendalian dampak perubahan iklim, utamanya kualitas udara dan kawasan pertanian.

“Pada bidang lingkungan ini, ada beberapa hal juga yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo, melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. Seperti pembangunan dan pemanfaatan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di beberapa titik, pengendalian pencemaran udara melalui uji emisi.” jelas Marten.

“Dan terakhir adalah penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 183Ha, dan kawasan pertanian pangan berkelanjutan seluas 459Ha,” lanjutnya.

Sementara di bidang kesehatan, kata Marten, kondisi pandemi Covid-19 sejak awal masuk di provinsi Gorontalo, pemkot Gorontalo telah melakukan penanganan secara serius mulai dari isolasi sampai vaksinasi yang saat ini terus dijalankan.

Bahkan berbagai kebijakan Pemerintah Pusat pun, gencar dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo, dari tingkat bawah sampai Kota.

“Hasilnya pun sangat baik, menjadikan daerah ini sebagian besar berstatus zona hijau. Dengan artian, program berjalan baik dan tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi,” imbuhnya. #vv/red

Komentar