Kadis DLH Curhat Soal Kendala Penanganan Sampah di Kota Gorontalo

Gorontalo – ligo.id – Sampah yang dikeluhkan warga kota Gorontalo lantaran dalam dua bulan terakhir seperti tidak terurus, mulai diberi perhatian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Gorontalo.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Gorontalo, Andris Amir mengakui kurang maksimalnya jajaran DLH dalam menangani sampah.

Kata Andris, DLH memang terkendala personil “pasukan kuning” dan terbatasnya armada angkut sampah yang dimiliki pemda. Namun dirinya menegaskan, pembenahan terhadap program lingkungan khususnya penanganan sampah, terus dilakukan DLH.

“Kami di DLH kota Gorontalo sudah berupaya semaksimal mungkin, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan, kami sudah menambah waktu aktivitas petugas kebersihan di lapangan dan menambah daya tampung di kas armada, agar bisa mengangkut sampah lebih dari sebelumnya. Namun, kami akui hal itu belum bisa melayani masyarakat. Kami dari DLH mohonkan maaf,” terang Andris.

Kendati demikian Andris berharap, persoalan lingkungan khususnya sampah di kota Gorontalo dapat menjadi tanggungjawab bersama semua unsur terkait, terutama setiap pemerintahan di wilayah seperti kelurahan dan kecamatan.

Sebelumnya, Andris mengungkapkan, DLH sudah menyampaikan kebutuhan OPD yang dipimpinnya untuk menangani sampah di kota Gorontalo.

Andris mencontohkan, diantaranya pemenuhan infrastruktur, peningkatan upah petugas dari segi penambahan anggaran karena jam aktivitas mereka ditambah. Dan peran serta seluruh instansi termasuk camat dan lurah untuk sosialisasi ajakan masyarakat untuk menjaga kebersihan.

“DLH sangat membutuhkan penambahan infrastruktur, anggaran dalam hal ini upah petugas kebersihan dan terakhir adalah memassifkan sosialisasi kepada masyarakat, tentang larangan berbuang sampah sembarangan,” bebernya. 

Andris pun menguraikan solusi yang ia sampaikan untuk menangani sampah di kota Gorontalo.

Pertama, kaitan dengan SDM dalam hal ini petugas sampah yang menjadi daya dukung utama dalam pengelolaan sampah, di kota Gorontalo. Mulai dari SDM manajerial dan operasional. Data yang ada di DLH Kota Gorontalo, total SDM yang ada sebanyak 314 orang.

“Diantaranya sopir mobil 30 orang, sopir getor 22, pengangkut mobil 100 orang, pengangkut getor 22, petugas saluran 16 orang. Kemudian pemangkas bahu jalan, penyapu, pembawa gerobak, petugas kebersihan landasan, pengawas, petugas chek point dan petugas kebersihan sentral,” tuturnya.

Dari total 314 petugas yang ada, ungkap Andris, terbagi dalam 13 tugas berbeda, dalam pengelolaan sampah di kota Gorontalo. Dari berbagai jenis tugas tersebut, yang tersebar adalah pengakut sebesar 31,85 persen dan penyapu 28,66 persen.

SDM ini terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Gorontalo. SDM di DLH Kota Gorontalo saat ini terus bekerja, bahkan ditambah jam kerja mereka meski anggaran untuk upah mereka sangat terbatas.

“Penambahan anggaran untuk upah petugas sangat penting, guna menunjang tugas yang dilakoni seluruh petugas. Karena tugas yang mereka jalani sangat beresiko, misal terkadang mendapatkan kecelakaan dalam bekerja, yang membuat kami harus patungan mengeluarkan uang pengobatan,” terangnya.

Kedua, terkait kebutuhan anggaran, karena anggaran menjadi penting dalam mendukung program pengelolaan sampah di Kota Gorontalo.

Kata dia, dalam tiga tahun terakhir, pandemi Covid-19 memberikan dampak kurang baik dalam pemenuhan anggaran di DLH Kota Gorontalo, khususnya dalam menjalankan program kegiatan pelayanan sampah.

Ia mencontohkan, DLH kota Gorontalo telah merencanakan penyediaan fasilitas pemeliharaan mobil operasional sampah. Tujuannya, kata dia agar operasional sampah lebih efektif dan efisien. Namun tidak direalisasikan karena terjadi refocusing terhadap sejumlah anggaran daerah.

Selain itu, DLH kota Gorontalo sangat membutuhkan anggaran, untuk penambahan infrastruktur show room dan bengkel armada untuk perawatan berkala, termasuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir) khusus di kota Gorontalo.

“Kenapa show room dan bengkel harus ada, guna mencegah kerusakan armada serta menekan anggaran pengeluaran dalam perawatan di bengkel luar,” paparnya.

“Solusi ketiga adalah pembentukan perilaku masyarakat, untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dan terakhir adalah dukungan semua unsur, baik internal pemerintah kota Gorontalo, swasta dan masyarakat lebih khusus,” imbuhnya. #vv/rd

Komentar