Jaga Ketahanan Energi Nasional, Pertamina Optimalkan Kinerja Operasi

Pekanbaru – ligo.id – Pertamina terus berupaya memaksimalkan kinerja operasi untuk menjaga ketahanan energi nasional.

Capaian unggul operasional terlihat nyata di sektor hulu, di mana Pertamina mampu meningkatkan produksi migas sebesar 965 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 850 MBOEPD.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, pencapaian tersebut diraih berkat sejumlah upaya optimal yang dilakukan para perwira Subholding Upstream.

Pertama, peningkatan aktivitas pengeboran dan kerja ulang sebagai upaya optimasi sumur existing. Kedua, peningkatan aktivitas pada fasilitas produksi dan sarana pendukung. Ketiga, implementasi teknologi dan transformasi digital di Subholding Upstream Pertamina.

“Salah satu wujud nyata upaya optimal yang ditunjukkan oleh Subholding Upstream adalah keberhasilan Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam melaksanakan alih kelola blok Rokan di Riau dalam satu tahun terakhir ini,” ujar Nicke dalam peringatan satu tahun alih kelola blok Rokan, Minggu (7/8/2022).

Ia menyebutkan, PHR mampu melewati proses transisi, mencakup cultural engagement yang meliputi penyesuaian proses bisnis, budaya kerja dan sistem manajemen keselamatan, serta sharing best practice dengan entitas Pertamina lainnya sehingga operasional Blok Rokan berjalan lancar.

Bahkan dengan wilayah kerja dengan kompleksitas tinggi dan skala terbesar di regional Asia Tenggara (SEA), pengelolaan blok Rokan oleh PHR menjadi model alih kelola terbaik.

Dalam satu tahun alih kelola, PHR berhasil melakukan 370 pengeboran atau lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya, yaitu 105 pengeboran sumur dengan eksekusi 15.000 kegiatan Work Over (WO) dan Well Intervention Well Services (WIWS) yang menyerap 60 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk menggerakkan perekonomian nasional.

Masifnya pengeboran tersebut, otomatis meningkatkan jumlah rig pengeboran aktif menjadi lebih dua kali lipat. Dari yang awalnya sembilan menjadi 21 rig dan akan terus bertambah menjadi 27 rig hingga triwulan akhir 2022.

Demikian juga dengan penggunaan rig WOWS. Di awal alih kelola, PHR hanya memanfaatkan 25 rig WOWS. Saat ini, menjadi 32 rig WOWS dan akan terus meningkat hingga 52 rig WOWS di triwulan IV tahun ini.

Nicke menjelaskan, pengeboran yang masif dan agresif tersebut menghasilkan peningkatan produksi migas dari rata-rata 158,7 MBOPD sebelum alih kelola menjadi 161 MBOPD saat ini.

Volume cadangan pun meningkat dari 320,1 MMBOE pada awal transisi menjadi 370,2 MMBOE setelah satu tahun alih kelola.

“Tak dapat dipungkiri, meskipun kenaikan harga minyak global menyebabkan impact positif untuk Pertamina di bisnis hulu, di sisi lain kondisi ini memberikan tekanan di bisnis penyediaan BBM,” ungkapnya.

Nicke juga menjelaskan bahwa tekanan di bisnis penyediaan BBM dipengaruhi banyak faktor. Di antaranya faktor geopolitik luar negeri yang semakin berkembang dan permintaan produk BBM dalam negeri yang terus meningkat padahal kilang existing Pertamina belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

“Untuk itu, kami berupaya mempertahankan intake sesuai rencana optimasi hilir, meningkatkan keandalan melalui program preventive, predictive maintenance dan turn around, serta pengembangan dan pembangunan kilang sesuai amanat pemerintah melalui proyek RDMP dan GRR,” paparnya.

Optimasi operasional juga dilakukan oleh lini bisnis lainnya. Subholding Power, New & Renewable Energy (PNRE) Pertamina berupaya memaksimalkan produksi listrik melalui peningkatan aktivitas pada fasilitas produksi dan sarana pendukung, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan PLTPb, sekaligus berupaya maksimal menekan unplanned shutdown.

Subholding Gas Pertamina berupaya memaksimalkan operasional dengan menggulirkan beragam program, di antaranya PGN Sayang Ibu dan PGN Masuk Desa.

Subholding Gas juga terus menjalankan operational excellence, meningkatkan program cost optimization, serta meningkatkan kapasitas jaringan gas dan trading LNG.

Sementara Subholding Integrated Marine & Logistics Pertamina terus meningkatkan sinergi dengan berbagai stakeholder, baik internal maupun eksternal.

Dengan mengusung green marine logistics, subholding yang dinakhodai oleh PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) ini agresif mengembangkan pasar regional.

Menurut Nicke, yang tak kalah penting dan selama ini menjadi garda terdepan distribusi energi ke seluruh pelosok negeri adalah upaya optimasi operasional yang dilakukan oleh Subholding Trading & Commercial melalui beragam intensif program, seperti BBM Satu Harga, Pertashop, OVOO, Pertamina One Solution, MyPertamina, NFR, Ecosystem EV, serta Subsidi Tepat Saran.

“Beragam optimasi kinerja operasional yang dilakukan tersebut menjadi bukti komitmen Pertamina dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional,” tegasnya. #pris/cak

Komentar