LIGO.ID – Dengan semangat yang tinggi, Ihsan Maulana Bahdan menggerakan tangan, kaki, dan tubuhnya mengikuti iringan musik yang diputar oleh guru tarinya. Badan Ihsan yang tergolong besar tidak menjadi hambatan untuk mengikuti gerakan demi gerakan yang dicontohkan.
Ihsan menari di barisan paling depan di antara dua mahasiswi lainnya yang juga tergabung dalam angkatan kelasnya di perkuliahan. Meski tidak luwes, Ihsan hafal betul tiap gerakan. Sesekali justru Ihsan yang mengingatkan gurunya soal gerakan yang sudah dilatih dalam beberapa pertemuan terakhir.
“Gampang sih ngikutin, tapi bikin kayak keringatan-keringatan gitu,” jawab anak bungsu dari 3 bersaudara ini ketika ditanya soal mata kuliah tari yang ia ikuti.
Ihsan adalah Warga Negara Berkebutuhan Khusus (WNBK) yang tengah menempuh perkuliahan vokasi jurusan manajemen pemasaran, konsentrasi seni, di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Ihsan sendiri merupakan penyandang autisme, sehingga kemampuan komunikasi dan interaksi sosialnya cenderung sulit dipahami. Melansir dari VOA, Ihsan sangat antusias menceritakan kegemarannya dalam menyanyi dan menggambar.
“Saya ini suka menggambar, tapi yang saya suka itu adalah menggambar hantu, karena saya ini adalah horror lovers,” cerita Ihsan, seraya menunjukkan buku gambar berisi gambar-gambar berbagai jenis hantu, hasil karyanya.
Gambar-gambarnya lengkap dengan nama dan deskripsinya. Mirip sebuah ensiklopedia. Ihsan juga hafal di luar kepala nama-nama hantu itu.
“Ini jenis hantu dari Malaysia. Contohnya ada hantu pontianak, langsuir, orang minyak, hantu kumkum, hantu bungkus, hantu kopek, pananggalan, nenek kebayan, hantu air, dan ini tuyul,” jelas Ihsan sambil menunjukkan buku gambarnya. (voa)
Komentar