Hati-Hati,, Klaster Corona di Perkantoran Meningkat

LIGO.ID – Klaster virus corona di kawasan perkantoran di beberapa daerah melonjak tajam di masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Satgas Covid-19 mengimbau perusahaan-perusahaan untuk kembali memberlakukan kebijakan Kerja Dari Rumah atau Work From Home (WFH).

Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengimbau semua perkantoran untuk kembali memberlakukan kebijakan Bekerja Dari Rumah atau Work From Home (WFH).

Hal ini dikarenakan perebakan virus corona di perkantoran, khususnya di Ibu Kota meningkat.

“Untuk perusahaan yang masih bisa melakukan kerja WFH, lebih baik WFH. Kalaupun harus masuk kapasitasnya 50 persen,” kata Dewi dalam telekonferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta.

Lanjutnya, di DKI Jakarta hingga 28 Juli 2020 telah ditemukan 90 Klaster Perkantoran, dengan total 459 kasus di perkantoran pemerintah, BUMN, dan swasta.

Jumlah ini meningkat sembilan kali lipat dari sebelum PSBB.

“Dan ini yang akhirnya alert bahwa di manapun berada harus dipastikan untuk mematuhi protokol kesehatan,” papar Dewi.

Penyebab meningkatnya laju penularan virus corona di perkantoran, kata Dewi, dikarenakan kurang tegasnya pemberlakuan Social Distancing di lingkungan tempat tinggal, tempat kerja dan transportasi massal.

Akibatnya banyak pekerja tertular di kantor, di rumah, atau dalam perjalanan menuju dan pulang dari kantor, khususnya yang menggunakan moda transportasi massal.

Lalu apa yang harus dilakukan agar penularan bisa ditekan?

Selain memberlakukan WFH, kapasitas orang dalam perkantoran harus diminimalisir. Selain itu, para pekerja disarankan membawa bekal serta peralatan makanan dan minuman masing-masing dan melakukan sterilisasi ruangan kantor setidaknya satu kali dalam seminggu.

“Setiap kantor punya Health Safety Enviroment (HSE), bisa juga diberdayakan sebagai pengawas untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan. Jadi setiap lantai ada yang mengawasi. Bisa dipastikan fasilitas tersedia, jangan cuma ada protokol tapi tidak ditunjang dengan fasilitas.” Jelas Dewi, Rabu (29/7).

Meskipun meningkat, kontribusi Klaster Perkantoran hanya 3,6 persen ke keseluruhan kasus positif yang ada di DKI Jakarta. Kenapa Kasus Positif di DKI Jakarta Tinggi?

Kasus positif harian Covid-19 masih terus bertambah setiap harinya. Sampai saat ini Ibu Kota masih jadi pusat perebakan virus corona. Rabu (29/7) kasus positif harian bertambah 577, sehingga angka kumulatif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 20.572, dengan angka kumulatif kesembuhan 12.614 dan kumulatif kematian 798.

Dewi mengatakan, meningkatnya angka positif Corona ini, dikarenakan gencarnya Testing dan Contact Tracing yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Untuk testing, sesuai standar dari WHO 1000 orang per satu juta penduduk harus di tes dalam kurun waktu satu minggu.

“Jakarta pemeriksaan per minggunya 4-10 Juni sudah 21.000 per minggu. Jadi sudah melebihi dua kali lipat ekspektasinya WHO. Kemudian bertambah lagi 27.000. Dua pekan terakhir ini meningkat sampai dengan 40.000 pemeriksaan dalam waktu satu minggu,” paparnya. (/red)

Komentar