KABUPATEN GORONTALO (LIGO) – Hati siapa yang tidak hancur, saudara kandung sendiri yang dulunya sebagai teman berbagi suka dan dukanya kehidupan kini telah menjadi orang lain, tidak lagi sedarah dan tidak lagi sedaging.
Sungguh memilukan hidup Maimunah Rahman,wanita parubaya warga Kayubulan Kab. Gorontalo ini, walaupun ada saudara kandung namun dirinya bagaikan hidup sebatang kara, tiada keluarga dan tiada saudara.
Dirinya yang diasingkan ke Panti Jompo pada (30/11/2017) oleh ke-6 saudaranya, kini mulai sakit-sakitan dan tiada siapapun yang mau datang melihatnya. Karena sakit-sakitan terus menerus dirinya memutuskan untuk meninggalkan Panti Jompo mencari adik-adiknya untuk tempat peristrahatannya dimasa tua hingga ajal menjemput.
Maimunah pergi mencari adik-adiknya untuk menumpang hidup dimasa tua. Namun adiknya seakan amnesia dan bahkan pura-pura tak melihatnya dan yang lebih kejamnya lagi tak mau menerimanya untuk hidup bersama.
Inikah yang disebut saudara darah dan daging? Yang katanya lahir dari rahim yang sama akan hidup bahu membahu dalam menyelesaikan persoalan kehidupan.
Maimunah yang bingung harus kemana lagi akan melangkahkan kakinya, kini hanya bisa menyusuri jalan tanpa arah, namun dengan kekuasaan Tuhan, Maimunah tiba-tiba dipertemukan dengan Sukrin Jafar Mohune, Kepala Desa Isimu Raya yang dermawan itu.
Karena kasihan melihat wanita parubaya yang tak punya tempat tinggal itu, akhirnya dengan rasa kemanusiaannya, Maimunah yang sakit langsung dibawanya ke Puskesmas dan setelah sembuh Maimunah diperkenankan tinggal dirumah orang tua Sukrin Jafar Mohune.
Pada Kamis (25/01/2018) Kepala Desa Isimu Raya, Sukrin Jafar Mohune menyampaikan bahwa dirinya telah menemui adik kandung Maimunah dan dirinya juga mengatakan telah menyampaikan hal ini kepada Kapolsek Tibawa Iptu Harisno Pakaya, SE. dan menceritakan kehidupan Maimunah.
“Kami sudah datang menemui saudara-saudara ibu Maimunah, mempertanyakan alasan mereka tak mau lagi menerima kehadiran Ibu Maimunah, Namun jawaban yang mereka sampaikan kepada saya dan Kapolsek ‘siapa yang akan merawat ?’,” ujar Kades Isimu Raya.
Sementara itu Kapolsek Tibawa Iptu Harisno Pakaya juga menambahkan, dirinya merasa kasihan melihat Maimunah wanita yang hidup sebatang kara, tak punya tempat tinggal dibiarkan begitu saja oleh saudaranya.
“Saya merasa kasihan melihat Ibu Maimunah, saya bersama Pak Kades datangi saudara-saudaranya, tapi jawaban mereka, kalau rumah ada baru sapa yang mo ba rawat,” tutur Kapolsek Tibawa.
Mendengar jawaban yang seakan tak berdosa itu, Iptu Harisno Pakaya dan Kades Isimu Raya terus lakukan komunikasi membahas kehidupan Maimunah, hingga suatu kesimpulan didapat.
“Kami terus berkoordinasi membahas kehidupan Ibu Maimunah, hingga kami menemui sebuah kesimpulan, saya yang pasang badan membangun rumah tinggal ibu Maimunah dan Pak Kades Isimu Raya yang bersedia menyiapkan lahan untuk dibangunkan rumah tinnggal Ibu Maimunah,” terang Iptu Harisno Pakaya
Bantuan rumah semi permanen yang dibangun di atas lahan pemberian Kades Isimu Raya seluas 3.5 x 4.5 meter dengan fasilitas MCK, air bersih, peralatan rumah dapur, bolsak, TV LED, Kursi Plastik, kipas angin” tandasnya lagi.
Berkat rasa sosial Pemerintah Desa Isimu Raya dan Kapolsek Tibawa, Ibu Maimunah kini punya tempat tinggal. Meskipun semi permanen, setidaknya dirinya tidak menumpang hidup pada saudara-saudara yang tidak menginginkan lagi.
Untuk melanjutkan kehidupan Maimunah akan berjualan makanan yang semuanya diberikan bantuan oleh Iptu Harisno Pakaya dan kebaikan hati Kades Isimu Raya.
“Saya berharap, Ibu Maimunah bisa tinggal dengan nyaman di rumah barunya,” tutur Kades Isimu Raya.
Iptu Harisno Pakaya juga berharap Tidak ada lagi Maimunah Maimunah selanjutnya yang hidup sebatang kara,dan tak diterima Keluarga.
Kini Maimunah telah menemukan saudara sedarah dan sedaging walaupun tidak lahir dari rahim yang sama. Saudara tersebut adalah Kepala Desa Isimu Raya Sukrin Jafar Mohune dan Kapolsek Tibawa, Iptu Harisno Pakaya serta para warga sekitar yang membantu kehidupannya.
Laporan: Najid Lasale
Editor: Arlan
Komentar