Medan – ligo.id – Fraksi PDIP DPRD Sumatera Utara (Sumut) menyoroti tiga persoalan besar yang sedang mengancam keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan rakyat Sumut, yaitu inflasi, daya beli dan lapangan pekerjaan.
“Sumut mengalami inflasi sebesar 5,62 %, Pemrovsu perlu memberikan perhatian yang serius dengan tren inflasi ini. Naik turunnya persentasi inflasi tentu berdampak pada pengelolaan anggaran dan aktivitas ekonomi rakyat Sumut, baik sebagai pelaku ekonomi (produsen) maupun sebagai konsumen (rakyat),” lanjut juru bicara FPDIP DPRD Sumut, Rudi Hermanto saat membacakan pemandangan umum fraksinya di paripurna RAPBD 2023 di gedung DPRD Sumut, Senin (29/8/2022)
FPDIP lanjut Rudi, belum melihat kesungguhan Pemprovsu dalam mengantisipasi kemungkinan naik turunnya persentasi inflasi dan kemungkinan dari dampak buruk inflasi tersebut.
Terkait masih rendahnya kemampuan daya beli rakyat di tengah meroketnya harga barang-barang terutama kebutuhan pokok rakyat memberikan dampak negatif dari inflasi itu sendiri dan dampak ini yang sangat dominan.
“Upah buruh yang masih tergolong rendah, hasil panen petani masih tidak menentu karena harga pupuk yang mahal dan cuaca ektrim senatiasa menghantui, berbagai jenis usaha ekonomi rakyat baik jasa, kuliner dan lain sebagainya, penghasilannya masih hanya sekedar bertahan hidup. Persoalan-persoalan tersebut menjadi faktor-faktor rendahnya daya beli rakyat,” ungkap Rudi.
FPDIP juga menyoroti perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dan teknologi artificial intelligence yang telah mempengaruhi secara signifikan terhadap ketersedian lapangan pekerjaan yang secara langsung melibatkan kegiatan fisik.
Diprediksi ada sekitar 85 juta jenis pekerjaan yang banyak melibatkan kegiatan fisik di dunia, yang akan hilang hingga tahun 2025.
“Saat ini saja sudah banyak sektor-soktor pekerjaan yang melibatkan fisik manusia telah diambil alih oleh robot dan mesin-mesin elektronik. Namun, perkembangan teknologi akan membuka peluang sekitar 93 juta jenis pekerjaan baru yang berbasis pada kemampuan imajinatif dan inovatif manusia dengan syarat kemampuan beradaptasi dengan perkembagan tekhnologi,” kata Rudi Hermanto.
Dikatakan Rudi, FPDIP memandang perlu meraih peluang jenis pekerjaan baru hasil dari perkembangan teknologi oleh generasi millenial.
Generasi millenial yang mampu mengembangkan potensi imajiner kreatifnya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut pasti akan bertahan di masa akan datang.
“Persoalannya adalah R-APBD 2023 peruntukkannya diberbagai sektor yang berpotensi menyerap lapangan pekerjaan masih sangat berorientasi pada lapangan-lapangan pekerjaan yang mengandalkan kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisik manusia dan jumlah peluangnya pun masih d bawah rata-rata angka pengangguran,” pungkasnya. #sad/rd