Electrifying Agriculture PLN, Kelompok Tani Bisa Hemat Biaya Produksi

Agam – ligo.id – Salah satu keuntungan yang dirasakan dari program Electrifying Agriculture ini adalah lebih hemat dan bersih dibandingkan menggunakan sumber energi lain.

Penggunaan listrik untuk kegiatan pertanian dan perkebunan diyakini telah memberikan keuntungan yang besar bagi penggunanya.

Seperti yang telah dirasakan oleh Kelompok Tani Inovatif Tebu Serumpun di Kecamatan Matur, Agam, Sumatera Barat.

Keuntungan mereka dari mengolah tebu menjadi gula merah kian bertambah setelah beralih dari mesin produksi konvensional ke mesin berbasis listrik.

Kelompok tani ini merupakan penerima bantuan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN (Persero).

Dalam kegiatan usahanya tersebut, mereka mendapat bantuan tiga buah mesin elektro motor untuk tiga lokasi penggilingan tebu. Sebelumnya, kelompok tersebut menggunakan mesin diesel.

Menurut Syafri Jamal, salah satu penerima bantuan mesin, pabriknya dapat menghemat biaya operasional hingga 60 persen setelah memanfaatkan mesin elektro motor.

Sebelumnya, Syafri harus merogoh kocek untuk pembelian BBM solar sebanyak 35 liter per minggu atau sekitar Rp 245 ribu. Namun kini, pihaknya hanya mengeluarkan biaya Rp 100 ribu per minggu untuk pembelian token listrik.

“Dengan mesin yang baru ini efisiensi yang kami dapatkan cukup besar. Sebelumnya kami harus membeli BBM solar rata-rata Rp 980 ribu untuk penggunaan mesin diesel dompel selama satu bulan. Dengan mesin baru hanya perlu beli token sekitar Rp 400 ribu setiap bulannya,’’ jelasnya.

Pabrik yang mengolah 12 ton tebu menjadi gula merah setiap minggunya ini telah memasarkan produknya ke berbagai wilayah di Sumbar, Riau, Jambi, Palembang, dan Medan.

Selain lebih efisien, penggunaan mesin tersebut juga menjadikan operasional pabrik lebih efektif.

“Jadi keuntungan kami bukan hanya dari segi harga. Lingkungan pabrik juga jadi tidak berisik, sehingga komunikasi dengan anggota pabrik lebih maksimal. Kemudian tidak ada lagi pembuangan solar yang berpotensi mengotori lingkungan. Kualitas produk juga jadi lebih baik,’’ ungkap Syafri.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat, Toni Wahyu Wibowo, mengatakan bantuan mesin elektro listrik ini merupakan upaya PLN untuk mendukung ekonomi masyarakat melalui Electrifying Agriculture.

PLN masih terus mensosialisasikan Electrifying Agriculture dengan peralihan mesin diesel ke mesin listrik di Kecamatan Matur dan sekitarnya.

“Berdasarkan data survei kami, ada sekitar 200-an pabrik penggilingan tebu di daerah ini yang masih menggunakan mesin konvesional. Kami akan terus komunikasikan secara masif bahwa peralihan menggunakan mesin bermotor listrik ini akan membuat penggilingan tebu menjadi lebih modern dan efisien,” ujar Toni.

Di sisi lain, program Electrifying Agriculture juga berpeluang untuk mendapatkan dukungan dari perbankan.

Kepala Seksi Pemasaran Bank Nagari Cabang Bukittinggi, Yustinar memastikan, Bank Nagari siap memfasilitasi petani-petani yang ingin beralih ke mesin listrik dengan pinjaman berbunga rendah untuk pembelian mesin.

‘’Setuju dengan PLN, kami juga mendukung electrifying lifestyle untuk membuat para petani tebu kita semakin maju. Bagi Bapak/Ibu yang ingin melakukan pembelian mesin elektro listrik dan terkendala pada modal awal, Bank Nagari siap membantu,” ujar Yustinar. #cak/oya

Komentar