Climate Institute Gelar Webinar, Marten Taha Jelaskan Konsep Smart City

Kota Gorontalo – ligo.id – Wali Kota Gorontalo Marten A. Taha menjadi pemateri dalam webinar yang digelar oleh Climate Institute bersama Friedrich Naumann Foundation dengan tema ‘Menuju Smart City, Regulasi, Tantangan dan Inovasi’, bertempat di Rudis Wali Kota Gorontalo.

Dalam Webinar tersebut Wali Kota menekankan bahwa penerapan konsep Smart City di Gorontalo harus berpegang teguh pada kearifan lokal.

Berangkat dari falsafah lokal dan visi Kota Gorontalo yaitu sejahtera, Maju, Aktif, Religius dan Terdidik yang dikembangkan melalui konsep smart city.

Baca juga :  Dirangkaikan dengan Gebyar Ketupat, Hardiknas ke-65 Resmi Dicanangkan

Marten menjelaskan dalam mewujudkan smart city yang efisien, transparasi, serta partisipasi aktif dari masyarakat, Pemkot Gorontalo telah menyusun beberapa konsep Smart City.

“Smart city terdiri dari Smart City Huyula (smart mobility), Smart City Dulohupa (smart democracy), Smart City Moulindhapo (smart thinking), Smart City Tinepo Waw Tombulao (smart himan relation), Smart City Hileiya (smart care), Smart City Ilomata (smart innovation), Smart City Timamango (smart service), dan Smart City Motolopani (smart creativity)”, jelas Marten. Kamis (25/2/2021).

Marten menambahkan terkait partisipasi, pihak Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Eduart Wolok, menekankan bahwa dalam pelaksanaannya, semua warga memperoleh peran dan tugas sebagai individu maupun kelompok dalam smart city.

Baca juga :  KPU Provinsi Gorontalo Gelar Rakor Tahapan Pelaksanaan Pilkada 2024

“ini adalah upaya pemerintah dalam meningkatkan kapasitas masyarakatnya, sebab kunci pembangunan berkelanjutan terletak pada sumber daya manusia yang menunjang”, tambahnya.

Putri Damayanti Potabuga selaku Direktur Climate Institute juga menyampaikan bahwa smart city tidak dilihat dari aspek pemerintahan, tapi bagaimana menjamin hak masyarakatnya, salah satunya adalah hak untuk kerja sama.

“Saya berharap kedepan akan terjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan antara climate institute, Pemerintah Kota Gorontalo serta Universitas Negeri Gorontalo sebagai pihak akademisi”. Tandas Putri Damayanti. (#vv)

Komentar