Anak Bekerja Sebagai Peminta-Minta, Orang Tua Malah Jadi Dalang

LINTAS RAMADHAN (LIGO) – Kala itu langit tampak mendung, waktu telah menunjukan pukul 05.00 sore WITA. Orang-orang tengah berlalu lalang dijalanan, tampak segala macam aktivitas orang-orang yang berbelanja untuk kebutuhan buka puasa. Aktivitas seperti ini sudah menjadi kebiasaan sebagian besar orang Indonesia termasuk di Gorontalo, orang-orang sering menyebutnya “ngabuburit” dimana masyarakat berjalan menikmati suasana jalanan sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Saat itu disalah satu SPBU di Kota Gorontalo terlihat tiga anak perempuan yang sedang berdiri di depan salah satu kendaraan yang sementara melakukan pengisian BBM, ketiga anak ini tampak girang ketika melihat ada yang datang mengisi bahan bakar kendaraan, tanpa malu-malu mereka mengemis pada orang-orang tersebut, meminta seikhlasnya jika ada yang ingin memberi. Bahkan tampak pula ada yang tidak ingin memberi.

Tiga bocah ini bernama Iin, Santi, dan Jaira, mereka mengakui bahwa mereka bersahabat dan sedang duduk di bangku sekolah dasar dan tinggal di daerah Ilotidea Kabupaten Gorontalo. Dan yang paling membuat hati tersentuh adalah, mereka melakukan hal ini karena disuruh oleh ibu mereka sendiri.

“Disuruh mama,”  kata Santi dengan polosnya.

Semangat mereka tak pernah berhenti untuk terus mengemis di setiap SPBU, hasil yang mereka dapat cukup banyak dibandingkan dengan hari-hari biasa diluar bulan Ramadhan. Mereka bekerja seperti itu setiap bulan Ramadhan, sudah 2 tahun mereka melakukan pekerjaan tersebut.

Ironisnya ketika hendak diajak bicara, dan saya mulai bertanya-tanya, ketiga anak ini tiba-tiba langsung berdiri dan pamit untuk pulang. Ternyata seorang ayah diantara ketiga anak perempuan itu telah siap menjemput. Seakan menandakan mereka harus pulang, atau bahkan berpindah tempat.

“Itu papa,” kata Santi dan kemudian mereka bergegas pergi meninggalkan lokasi SPBU.

Nampak Anak-Anak sedang meminta minta kepada masyarakat yang sedang mengisi BBM

Mereka tampak senang dengan apa yang mereka lakukan, tanpa beban bahkan tak terlihat jika mereka hanya disuruh oleh ibu bapak mereka. Sudah menjadi hal yang biasa jika di bulan ramadhan, jalan-jalan dipenuhi oleh orang-orang seperti mereka. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang sebenarnya masih bisa bekerja.

Berlalu lalang di jalanan meminta belas kasihan orang-orang yang melihat. Apakah pekerjaa ini benar dan adil bagi mereka yang masih polos, belum mengetahui apa-apa..? Entahlah. Pastinya pekerjaan mereka sangat mereka nikmati.

Laporan : Puput Andriyani Putri Djafar
Editor : Ang

Komentar