GORONTALO (LIGO) – HMI Cabang Gorontalo warning Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk seriusi masalah Ekonomi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Rabu (06/12) Ketua HMI Cabang Gorontalo Shaqti Qhalbuddin Jusuf, SM. meminta Pemerintahan Rusli Habibie untuk menekan kepada Alfamart dan Indomaret agar uang yang diterima tidak dibawa keluar Gorontalo.
Bukan hanya itu, menjamurnya outlet Alfamart dan Indomaret di Gorontalo ini kata Budi membuat kios-kios dan toko-toko kecil di Kota Gorontalo gulung tikar, “buktinya ada toko dekat Universitas Negeri Gorontalo yang sebelum Alfamart dan Indomaret masuk paling sedikit keuntungan yang bisa didapatkan tidak kurang dari tiga juta rupiah, perhari, namun saat ini toko itu telah gulung tikar,” Terang Budi.
Ia juga menambahkan HMI akan menyoroti harga-harga barang yang ada di Alfamart dan Indomaret yang dianggap anggap tidak pasti dan menguntungkan pihak Alfamart dan Indomaret, “Harga barang misalkan 7700 itu kami minta dibulatkan menjadi 8000 atau 7500, karena biasanya sisanya yang beberapa ratus rupiah tidak lagi dikembalikan dan justru menguntungkan pihak perusahaan.
Budi juga menegaskan kepada Pemerintah Provinsi untuk menyediakan Museum Sejarah Provinsi Gorontalo. Karena dengan usia 17 tahun Gorontalo memiliki sejarah yang panjang yang perlu diketahui oleh semua orang. Dimana perjuangan Pembentukan Provinsi Gorontalo yang tidak lepas dari beberapa organisasi termasuk HMI.
Sekum HMI Cabang Gorontalo Taufik Mateka juga menambahkan bahwa HMI akan mengawal Pemerintahan Provinsi Gorontalo dibawah kepemimpinan Rusli Habibie. HMI akan berfungsi sebagai wasit dalam mengawal kinerja Pemerintah.
“Peningkatan SDM Provinsi Gorontalo yang juga merupakan program unggulan NKRI Jilid Dua dan kami akan mengawal hal itu. Kami juga meminta kepada Pemerintah dalam meningkatkan SDM dan pembagian beasiswa kalau bisa jangan hanya sampai pada tingkatan SMA saja. Untuk mahasiswa juga perlu bahkan untuk mahasiswa berprestasi yang berasal dari luar daerah Gorontalo,” pinta Sekum HMI.
Laporan: Lasale Najid
Editor: Arlan
Komentar